Senin, 27 Januari 2014

BAB I
DASAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Capaian belajar setelah mempelajari bab ini adalah peserta didik diharapkan dapat mempunyai kompetensi tentang teknik dasar perawatan dan perbaikan seperti aspek perakitan dan pembongkaran, serta ketentuan umum service, khususnya di otomotif kendaraan ringan.

1.1 Tinjauan umum Perawatan dan Perbaikan
Perakitan dan pembongkaran komponen mesin merupakan tahapan terakhir dari kegiatan perawatan dan perbaikan mesin secara menyeluruh. Melalui beberapa metode yang ada, kita tahu pada saat tertentu, dimana, kapan, dan mengapa mesin tersebut harus dibongkar.
Perakitan komponen mesin dilakukan pada mesin baru atau setelah kegiatan perawatan dan perbaikan komponen tsb. Tujuan perakitan adalah menyusun komponen-komponen mesin sehingga mesin tersebut dapat berfungsi dengan baik dan mempunyai umur sebagaimana yang direncanakan. Adapun pembongkaran bertujuan untuk melepaskan komponen-komponen mesin menjadi bagian yang terpisah satu sama yang lain untuk diidentifikasi tingkat kerusakan atau kelayakannya.
1.2 Aspek Perakitan dan Pembongkaran
Perakitan dan pembongkaran yang benar merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan umur suatu komponen/ mesin tersebut, karena banyak kasus pembongkaran yang salah dapat merusak komponen sehingga tidak dapat digunakan lagi, begitu juga perakitan yang salah dapat menimbulkan panas yang berlebihan, kebocaran fluida /pelumas atau bahkan dapat merusak mesin dalam waktu yang singkat.  
Semua mesin selalu ada aturan perakitan dan pembongkarannya yang harus diikuti dan hal ini merupakan salah satu faktor untuk menjamin kualitas dan keamanan, juga merupakan salah satu syarat jaminan garansinya Dalam proses perakitan dan pembongkaran hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain.
Keamanan / keselamatan kerja
Pemeriksaan keausan
Prosedur perakitan dan pembongkaran yang benar (prosedur operasinal standar)
Peralatan yang digunakan
Fungsi bagian-bagian mesin
1.3 Ketentuan Umum Service Kendaraan
Seorang teknisi sebelum melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan (service) kendaraan diharapkan memahami ketentuan umum dalam service untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, mengurangi tingkat kerusakan kendaraan, peralatan, alat ukur, maupun komponen (spare part). Adapun ketentuan umum dalam kegiatan service kendaraan antara lain :
Gunakan fendercover, seat dan floor cover untuk menjaga kebersihan kendaraan dan mencegah kerusakan
Selama pembongkaran, atur part dengan urutan benar untuk memudahkan perakitan kembali
Perhatikan hal-hal berikut : (1). Sebelum melakukan pekerjaan elektrikal, lepas kabel terminal negatif (-) dari baterai. (2). Apabila perlu melepas baterai untuk pemeriksaan atau perbaikan, lepaslah selalu kabel terminal negatif (-) yang dihubungkan dengan massa ke bodi kendaraan. (3). Untuk menghindari kerusakan pada terminal baterai, kendorkan mur kabel dan angkat kabel lurus ke atas tampa memuntir atau mengungkitnya. (4). Bersihkan terminal baterai dan ujung kabel dengan kain lap yang bersih. Jangan mengikisnya dengan kikir atau benda kasar lainnya. (5). Pasang ujung kabel pada terminal baterai dengan mengkendor dan mengkencangkan mur setelah pemasangan. Jangan menggunakan palu untuk memukul ujung kabel pada terminal. (6). Pastikan untuk menutup terminal positif dengan benar pada tempatnya.
Cek ulang dan wiring konector untuk memastikan bahwa semuanya telah kuat dan benar.
Komponen yang tidak dapat digunakan kembali : (1). Gantilah selalu cotter pin, gasket, O ring, dan oil seal dll dengan yang baru. (2). Komponen yang tidak dapat digunakan kembali dalam gambar komponen ditunjukkan dengan simbol ” <> ”.
Komponen yang berpelapis (precoated part) : komponen yang berpelapis biasanya baut dan mur, yaitu yang diberi lapisan seal lock adhesive di pabrik. (1). Apabila komponen yang berpelapis dikencangkan, dikendorkan atau digerakkan ke arah manapun, harus diberi pelapis lagi dengan adhesive yang telah ditentukan. (2). Apabila menggunakan kembali komponen yang berpelapis, bersihkanlah adhesive yang lama dan keringkan dengan udara bertekanan, kemudian oleskan seal lock adhesive yang telah ditentukan pada baut, mur atau ulir. (3). Komponen yang berlapis didalam gambar komponen diberi simbul ” * ”.
Apabila perlu, gunakan sealer pada gasket untuk mencegah kebocoran.
Perhatikan dengan seksama semua spesifikasi untuk momen pengencangan baut dan gunakan selalu kunci momen.
Penggunaan Special Service Tools (SST) dan Special Service Materials (SSM) mungkin saja diperlukan, tergantung jenis perbaikkannya. Perhatikanlah untuk menggunakan SST dan SSM apabila telah ditentukan dan ikuti prosedur kerja yang benar. Daftar SSt dan SSM pada BAB Persiapan (PP) pada service manual.
Apabila mengganti fuse, pastikanlah agar fuse yang baru memiliki tingkat kuat arus (amperage) yang benar. JANGAN melampui tingkat kuat arusnya (rating) atau lebih kecil.
Berhati-hatilah kalau mendongkrak dan menopang kendaraan. Pastikanlah untuk mengangkat dan menopang kendaraan pada lokasi yang benar. (1). Apabila kendaraan harus didongkrak pada bagian depan atau belakang saja, pastikanlah untuk menganjal roda pada bagian yang berlawanan untuk menjamin keamanannya. (2). Setelah kebndaraan didongkrak, pastikanlah untuk menopangnya dengan stand (penopang). Adalah sangat berbahaya apabila bekerja pada kendaraan yang hanya ditopang dengan dongkrak saja, sekalipun untuk pekerjaan kecil dan dapat dikerjakan dengan cepat.
Perhatikanlah hal-hal berikut ini untuk menghindari kerusakan pada bagian-bagian berikut : (1). Jangan membuka cover atau case dari ECU kecuali apabila benar-benar diperlukan. (apabila ECU terminal bersentuan, IC dapat menjadi rusak oleh elektric static). (2). Untuk melepas slang vacuum, tarik pada ujung bukan pada bagian tengah slang. (3). Untuk melepas elektrical connector, tarik pada bagian konectornya sendiri, bukan pada bagian kabelnya. (4). Hati-hati agar elektrical komponen tidak terjatuh, misalnya sensor atau relay. Apabila sampai terjatuh di lantai yang keras, gantikan komponen tersebut dan jangan gunakan lagi. (5). Apabila melakukan steam cleaning pada mesin, lindungilah electrical komponen, air filter, dan komponen yang berhubungan dengan emisi terhadap air. (6). Jangan menggunakan impact wrench untuk melepas atau memasang temperature switch atau tempetratur sensor. (7). Apabila memeriksa kontinyuitas pada wire conector masukkanlah tester probe dengan hati-hati untuk menghindari bengkoknya terminal. (8). Apabila menggunakan vacuum gauge jangan memaksakan slang pada conecror yang terlampau besar gunakan step-down adaptor. Sekali slang telah direngangkan, maka slang dapat menjadi bocor.
Pasangkan kabel pada slang sebelum melepaskannya. (1). Apabila melepas slang vacuum, gunakan label untuk mengidentifikasi bagaimana cara menyambungnya kembali. (2). Setelah selesai mengerjakan, lakukan pemeriksaan ulang apakah vacuum hose telah terhubung dengan benar. Label dibawah tutup memperlihatkan letak yang benar.
Kecuali bila telah ditentukan, semua tahanan diukur pada lambient temperatur 20o C (68o F), karena ada kemungkinan tahanan diluar spesifikasinya, apabila diukur pada tempetarur yang tinggi setelah kendaraan berjalan, maka pengukuran harus dilakukan setelah mesin menjadi dingin.
Perhatian
Berlaku untuk semua kendaraan yang dilengkapi dengan sistem komunikasi mobil, seperti radio dua rah dan telephone cellular perhatikan hal-hal berikut ini.
Pasang antena sejauh mungkin dari ECU dan sensor sistem elektronik kendaraan.
Pasang antena feeder sekurang-kurangnya 20 cm (7,87 inchi) jauhnya dari ECU dan sensor sistem elektronik kendaraan. Tentang detail dari lokasi ECU dan sensor lihat bab tentang komponen pada buku service manual.
Jangan mengulung antena feeder bersamaan dengan wiring lainnya. Sedapat mungkin hindari pula membentangkan antenna feeder paralel dengan wiring hardness lainnya.
Pastikan bahwa antenna dan feeder telah disetel dengan benar.
Jangan sampai memasang sistem komunikasi mobil yang terlalu kuat.
Prosdedur menggunakan tester tangan perhatikanlah hal-hal berikut ini untuk alasan keamanan :
Sebelum menggunakan tester tangan, bacalah terlebih dahulu dengan seksama manual operator untuk tester tangan.
Pastikanlah untuk membentangkan semua kabel dengan aman apabila mengemudi dengan tester tangan terpasang pada kendaraan, seperti jauhkan kabel dari kaki, steering wheel, dan shift lever.
Diperlukan dua orang untuk melakukan test jalan dengan tester tangan, yaitu satu orang untuk mengemudikan kendaraan dan satu orang yang mengoperasikan tester tangan.  
BAB II
ALAT PENGUNCI (FASTENER)

Capaian belajar setelah mempelajari bab ini adalah peserta didik diharapkan dapat mempunyai kompetensi teknik tentang macam-macam alat pengunci seperti baut & mur, ring, (washer), pasak, pen, snap ring seta aplikasinya di bidang otomotif dan mesin-mesin pendukungnya.

2.1 Baut (bolt)
Baut umumnya terbuat dari baja, baja stainless atau kuningan. Baut dibuat sebagai rod dengan ulir (thread) pada satu ujung dan kepala di ujung lain. Ulir dapat berupa alur (groove) yang dalam untuk membuat ulir yang kasar atau alur yang dangkal untuk membuat ulir yang halus. Kepala pada baut standar memiliki sisi yang datar yang beraturan agar kunci pas dapat digunakan untuk memutar baut. Ukuran baut adalah diameter luar ulir baut dan panjang baut diukur dari dasar kepala sampai ujung baut. Panjang grip adalah bagian baut diantara dasar kepala sampai dimana ulir mulai. Baut dapat dibuat dengan berbagai kekuatan yang berbeda yang ditandai dengan tanda radial (slash) pada kepala baut (baut imperial) dan nomor dicetak pada kepala pada baut (baut metrik), tanda “grade 1” untuk yang paling lemah dan“grade 8” untuk yang paling kuat. Fastener digunakan untuk menahan komponen dalam posisi yang khusus dan komponen terakhir yang diletakkan pada setiap baut harus memiliki ulir dalam (mur) yang sama dengan baut, sehingga dapat diputar kuat dengan spanner pada kepala baut
Baut mendapatkan kemampuan untuk menahan jika diputar dengan kencang dan torsi yang diberikan pada baut tercantum dalam buku manual books. Baut dengan thread yang halus digunakan jika torsi yang spesifik sangat penting atau baut digunakan untuk penyetelan yang teliti. Beberapa baut memiliki karakteristik khusus untuk aplikasi khusus seperti baut yang memiliki resistansi terhadap korosi dan kekuatan tekanan longitudinal tinggi. Periksa pada buku manual perakitan untuk mendapatkan pilihan baut yang benar. Pastikan bahwa ada cukup thread baut yang diputar ke dalam fixture untuk menahan seluruh komponen secara kuat saat baut dikencangkan. Lihat buku manual perakitan untuk memastikan bahwa baut dikencangkan dengan torsi yang benar. Gunakan perkakas yang benar untuk mengencangkan atau melonggarkan baut.
2.1.1 Baut Reguler / Regular Bolt

Gambar .2.1 Istilah-Istilah Baut.
Keterangan: (1). Ulir, (2).Shank/grip (3). Under head fillet, (4). Washer face, (5). Head

Gambar 2.2 Tiga area tekanan tertinggi pada baut.
Patch Lock Bolt

Gambar 2.3 .

Patch lock bolt diidentifikasi dengan perekat ulir tambalan nilon yang diaplikasikan pada satu sisi baut, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Patch lock bolt digunakan untuk penggunaan dalam aplikasi getaran karena senyawa (perekat) pengunci. Senyawa ini menyerap getaran tanpa memecahkan, mempertahankan torsi yang diaplikasikan pada baut, dan dapat digunakan ulang. Disarankan setelah tiga kali pelepasan, baut ini diganti dengan yang baru.


Gambar 2.4 Adhesive lock bolt.

Keterangan : (A) Tidak ada perekat (adhesive) pada thread 2±1 dan (B) Perekat harus berada pada thread 6±2.
Penggunaan Adhesive lock bolt ulang dapat menyebabkan baut melonggar yang mengakibatkan kerusakan komponen. Baut yang memiliki perekat ulir yang telah dipasang sebelumnya dengan cakupan 360 derajat tidak dapat dipakai ulang
2.1.2 Shank Bolt Berdiameter Kecil (Reduced-Diameter Shank Bolt)

Gambar 2.5 Reduced-Diameter Shank Bolt.
(6) Panjang Shank berdiameter kecil.
Reduced-Diameter Shank Bolt (Gambar 2.5) adalah baut khusus yang dirancang untuk merentang lebih dari baut standar agar memberikan daya jepit yang meningkat untuk sambungan yang dibaut. Reduced-Diameter Shank Bolt diketahui dari panjang diameter yang lebih kecil diantara kepala dan ujung baut yang berulir. Daerah dengan diameter yang lebih kecil panjangnya rata dan tidak meruncing seperti baut yang telah mengalami “pengurangan diameter”.



2.1.3 Baut Berlubang di Ujung (Drilled End Bolt)


Gambar 2.6 Drilled End Bolt.

Baut yang berlubang di ujungnya (Gambar 2.6 ) memiliki karakteristik yang sama dengan baut standar. Selain karakteristik baut standar, baut berlubang di ujung memiliki lubang yang dibor secara radial melalui baut di dekat ujungnya. Lubang ini adalah bagian dari baut dengan ulir. Fastener ini digunakan saat baut dan mur dikencangkan pada torsi rendah dan ada kemungkinan bahaya bahwa mur akan longgar selama pemakaian. Baut dimasukkan melalui komponen yang akan ditahan. Sebuah Hex nut berbentuk benteng (Castellated Hex nut) atau Hex nut yang di-slot di pasang di ujung baut. Mur dikencangkan pada torsi yang benar. Jika lubang dalam baut tidak sejajar dengan rangkaian slot dalam mur, kencangkan mur sampai lubang dan slot sejajar. Sebuah split pin kemudian dimasukkan melewati lubang dalam baut berlubang tersebut. Ini akan menahan mur dalam posisi yang sama pada baut sampai split pin dilepaskan meskipun jika ada getaran selama operasi. Gunakan split pin yang dibuat untuk lubang berukuran dalam baut berlubang khusus yang digunakan.
2.1.4 Baut Kepala Berlubang (Drilled Head Bolt)


Gambar 2.7 Drilled Head Bolt.

Baut Kepala Berlubang (Drilled Head Bolt) (Gambar 2.7) memiliki karakteristik yang sama dengan baut standar. Selain karakter baut standar, baut kepala berlubang ini memiliki lubang yang dibor secara radial melalui kepala baut. Diameter lubang ini harus diberikan dalam keterangan untuk jenis baut ini. Fastener ini digunakan untuk menahan komponen dan menunjukkan bahwa komponen-komponen tersebut membutuhkan pelayanan khusus. Komponen-komponen dapat juga digunakan saat baut harus ditahan sehingga komponen tidak berputar selama operasi mesin. Kawat pengunci (lock wire) digunakan dengan baut kepala berlubang. Lock wire dimasukkan melalui lubang pada kepala baut. Saat lock wire berada pada posisinya melalui serangkaian baut kepala yang berlubang, lock wire dapat di kencangkan dengan seal. Gunakan ukuran baut yang benar untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
2.1.5 Plow Bolt

Gambar 2.8 Plow bolt.

Plow bolt (Gambar 2.8) memiliki kepala yang bulat saat dilihat dari atas. Bagian atas kepala memiliki permukaan yang datar atau melengkung. Kepala juga memiliki taper dari sisi atas ke arah bagian dengan thread. Pada dasar taper adalah bagian dengan sisi datar yang membentuk persegi (dasar persegi). Dasar persegi memiliki sisi-sisi yang umumnya memiliki panjang yang sama dengan diameter baut. Panjang grip diukur dari sisi atas kepala baut ke tempat dimana ulir mulai. Panjang baut diukur dari sisi atas kepala ke ujung baut. Panjang kepala baut diukur dari sisi atas ke dasar dari dasar persegi.
Dalam keterangan untuk Plow bolt akan diberikan keterangan baut standar ditambah dengan diameter kepala, ukuran dasar persegi dan panjang dan sudut taper dari kepala baut. Fastener ini digunakan untuk menjaga permukaan bebas dari kepala baut yang besar. Sebagai contoh adalah sisi pemotong pada sebuah motor grader. Tanah harus berputar dengan halus pada bagian yang dikencangkan. Komponen pertama dimana Plow bolt dipasang harus memiliki lubang dengan taper sisi dan persegi pada bagian dasar. Bentuk ini akan pas dengan bentuk pada kepala Plow bolt. Lubang baut harus mencegah Plow bolt berputar karena kunci pas tidak akan menahan bagian atas kepala baut. Plow bolt dan mur saat proses pembuatan dipanaskan untuk mendapatkan kekuatan tambahan. Washer yang dikeraskan umumnya digunakan dengan Plow bolt. Gunakan ukuran Plow bolt yang benar untuk pekerjaan yang akan dilakukan. Pastikan bahwa kepala Plow bolt sesuai dengan ukuran dan bentuk lubang dalam komponen yang akan dikencangkan. Gunakan mur yang sesuai untuk menahan plow bolt pada posisinya dan berikan torsi yang benar pada mur Plow bolt.
2.1.6 Hex Socket Head Bolt

Gambar 2.9 Hex Socket Head Bolt.

Hex Socket Head Bolt memiliki bagian grip dan thread yang sama dengan baut standar dan bentuk yang paling umum untuk kepala baut ini adalah:
Silinder dengan bagian atas dan bawah yang rata.
Bagian atas rata dengan taper ke arah grip (countersink).
Dan kepala bulat dengan dasar datar (kubah).
Seluruh kepala baut memiliki lubang berbentuk heksagonal aksial yang dibuat di tengah kepala. Hex socket head bolt memiliki kepala dengan diameter kira-kira sama dengan permukaan washer pada hex head bolt yang berukuran sama. Fastener ini digunakan untuk aplikasi dimana tidak ada ruang yang cukup untuk penggunaan kunci pas (wrench) atau jenis baut yang lain. Hex socket head bolt dapat digunakan dalam lubang atau aplikasi lain dimana ukuran kepala yang kecil dapat digunakan. Ujung hex socket atau Allen key akan masuk dengan tepat ke dalam lubang hex pada kepala baut. Wrench kemudian dapat digunakan untuk memutar Hex socket head bolt. Gunakan Hex socket head bolt dengan ukuran yang benar untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pastikan bahwa kunci L (hex wrench) yang digunakan sesuai pada lubang hex dalam hex socket head bolt. Jangan menggunakan hex socket head bolt jika kepalanya retak atau pecah.
2.1.7 Baut Kepala 12 Titik (12-Point Head Bolt)

Gambar 2.10 12-Point Head Bolt.

Baut kepala segi 12 (12-Point Head Bolt) memiliki bagian grip dan thread yang sama dengan baut standar. Bagian atas kepala baut memiliki 12 ridge (segi 12) yang secara aksial membentuk garis sepanjang keliling sisi-sisi thread. Antara ridge dan grip pada baut terdapat sebuah shoulder. Umumnya 12-Point Head Bolt memiliki diameter baut dan kepala yang sama. Beberapa baut berkekuatan yang sangat tinggi memiliki kepala yang lebih besar. Fastener ini digunakan saat ada kebutuhan untuk baut berkekuatan tinggi dengan kepala kecil. Baut harus dipasang dengan 12-point box end wrench atau 12-point socket. Pastikan bahwa 12-Point Head Bolt diputar pada torsi yang benar.
2.1.8 Washer Head Bolt

Gambar 2.11 Washer Head Bolt.

Washer head bolt (Gambar 2.11) adalah modifikasi dari baut kepala heksagonal standar. Dasar kepala baut memiliki taper luar sampai ke permukaan flange. Permukaan flange yang bulat ini digunakan sebagai washer pada dasar kepala baut. Bagian kepala baut ini termsuk kepala heksagonal dan permukaan washer. Panjang Washer head bolt diukur dari permukaan washer sampai ujung baut. Dasar permukaan washer bisa memiliki gigi-gigi yang kecil untuk membantu kepala baut menahan permukaan dimana kepala baut tersebut dikencangkan.

2.1.9. Baut Biasa
Baut ini paling banyak ditemukan. Harganya yang murah, mulai Rp 500 hingga Rp 3 ribu menjadikan baut jenis ini paling banyak diaplikasi. “Warna kuning materialnya berasal dari besi biasa yang disepuh, otomatis kurang kuat menahan karat,

Gambar 2.12 Baut Biasa Bentuk kepalanya bermacam-macam. Umum dijumpai berbentuk segi enam biasa, jenis lain menggunakan topi di kepala baut, ada juga yang menggunakan obeng min atau kembang untuk aplikasinya. Beragam perbedaan ini tergantung penempatannya. Karena terbuat dari besi biasa, untuk jangka waktu lama, baut ini harus diperiksa.
2.1.10 Baut Bumper
Bentuknya menyerupai baut pada umumnnya, hanya saja kepalanya bulat polos seperti jamur. Ukuran diameter juga tidak terlalu besar, mulai 6 mm hingga 14 mm. “Dinamakan begitu karena biasa dipakai pada bagian bumper yang tidak sering dibongkar pasang. Otomatis material harus terbuat dari stainless agar daya tahannya lama. Di bagian leher, terdapat segi empat yang berfungsi sebagai pengunci. Gambar.2.13 Baut Bumper
 Jadi bagian mur yang berfungsi untuk mengencangkannya. Dibuat seperti ini karena saat pemasangan hanya 1 sisi yang mampu dijangkau oleh kunci.



2.1.11Baut Flange
Material baut ini beragam, mulai dari besi biasa hingga baja hitam yang lebih awet. Terdapat topi di bagian leher yang berfungsi sebagai pengganti ring. Fungsi mirip dengan baut orisinal yang sudah terdapat ring, hanya saja penggunaannya lebih praktis.

Gambar 2.14 BautFlange Biasa digunakan untuk mengikat di beragam bagian, mulai dari komponen mesin hingga bodi agar lebih kuat, namun tetap terlihat rapi. Harga yang ditawarkan mulai Rp 2 ribu hingga Rp 10 ribu tergantung material pembuatnya dan ukuran.
Baut L
Baut jenis ini jadi favorit karena bentuknya lebih simpel dan rapi. Juga meningkatkan eksklusivitas tunggangan. Banyak terpakai pada bagian bodi kendaraan dan aksesori, terutama mobil jip. Biasanya terdapat di over fender, aksesori yang terpasang hingga engsel pintu.
Menggunakan baja sebagai bahan dasar, daya tahannya Gambar. 2.15 Baut L
menjadi pertimbangan utama karena lebih tahan serangan karat. Sesuai namanya, menggunakan baut jenis ini harus menggunakan kunci L. Keuntungan lain memakai kunci L, mencegah tangan jahil yang berkeliaran.

Mur dan Baut Roda

Khusus untuk bagian roda, umumnya pabrikan mobil mengandalkan mur dengan grade 8.12. Artinya baut dan mur ini memiliki durabilitas mumpuni, kuat meski suhu mencapai di atas ambang normal. Kemudian perhatikan ulirnya. Umumnya jarak tiap ulir 1,25 mm, berfungsi
agar lebih kuat menahan beban saat roda berputar.
Sementara buat besutan Eropa, harga termurah untuk baut roda ditawarkan sekitar Rp 30 ribuan. Pemasangannya perlu memperhatikan jenis mur bawaan pabriknya.






Gambar 2.16 Baut-mur Roda
Baut Orisinal
Dinamakan begitu karena sudah terpasang dari masing-masing pabrikan. Materialnya dari baja putih yang tahan karat. Sudah terdapat 2 buah ring untuk menjaga tingkat kekencangan. Ukurannya bervariasi menyesuaikan masing-masing pabrikan. Biasa terdapat di beberapa bagian mesin yang jarang dilepas pasang, contohnya pada setelan kekencangan alternator atau kompresor AC. Melihat fisiknya, tampak kualitas buatan dan material lebih halus dari baut biasa. Gambar 2.17 Baut Orisinal

2.2 Mur (Nut)
2.2.1 Mur Segi 6 (Hex Nut)

Gambar 2.18 mur segi 6 (hex nut)
Hex nut umumnya terbuat dari baja, baja stainless atau kuningan, lubang aksial di sepanjang bagian tengah mur memiliki ulir dalam, dan ada enam permukaan datar yang sama pada sisi-sisi hex nut. Ukuran mur ini kira-kira sama dengan kepala baut yang digunakan bersamanya. Untuk mendapatkan kisar ulir (thread pitch) pada mur, alat ukur ulir (thread pitch gauge) digunakan. Bagian atas mur memiliki champer pada sisi-sisi luarnya dan beberapa mur memiliki permukaan ring (washer) yang kecil pada dasar mur. Permukaan ring yang kecil pada mur harus berada pada komponen yang ditahan oleh mur. Mur harus dikencangkan dengan torsi yang benar. Saat mur diputar dengan kencang, satu atau dua thread baut harus berada di luar permukaan mur bagian atas untuk mencapai kekuatan maksimum. Bagian muka ring (washer face) pada dasar kepala baut akan membuat baut dapat di-kencangkan dengan lancar. Washer face ini juga memberikan distribusi kekuatan pada area yang lebih luas dibandingkan dengan hex head bolt standar. Washer head bolt harus diputar dengan torsi yang benar.
2.2.2 Mur Kupu-Kupu (Wing Nut)

Gambar 2.19 mur kupu-kupu (wing nut)
Mur kupu-kupu (Wing nut) memiliki badan dengan dua sayap (attachment) di sisi-sisi yang berlawanan. Sayap-sayap ini cukup besar sehingga memungkinkan mur dikencangkan dengan jari. Sayap umumnya melengkung keluar dari komponen yang ditahan oleh wing nut. Lubang dengan thread dibuat melalui bagian tengah badan wing nut. Fastener ini umumnya digunakan untuk menahan penutup komponen yang dilepaskan secara teratur untuk servis operator. Wing nut dapat digunakan hanya dalam aplikasi dimana jumlah torsi pada fastener tidak penting. Wing nut hanya dikencangkan dengan tangan. Keuntungan menggunakan wing nut adalah tidak dibutuhkan perkakas untuk melepaskannya. Thread yang bersih adalah penting saat wing nut digunakan.
2.2.3 Acorn Nut

Gambar 2.20 mur kubah (acorn nut)
Acorn nut sangat serupa dengan mur heksagonal dengan tutup (cap) yang dipasang di atasnya. Bagian atas mur memiliki tutup (kubah) yang bulat tanpa lubang. Ada enam sisi datar di dekat dasar acorn nut. Dasar acorn nut adalah datar atau memiliki washer face. Sebuah lubang yang tegak lurus dengan thread dibuat melalui dasar mur. Lubang ini tidak menembus bagian atas acorn nut. Fastener ini digunakan saat ujung bolt atau stud harus memiliki penutup. Acorn nut hanya bisa diputar sampai habis hingga baut menyentuh dasar lubang dalam mur,sehingga baut dan stud harus pendek sehingga acorn nut dapat dikencangkan pada komponen yang ditahan dan tidak membuat kontak dengan ujung lubang. Mur ini dapat juga membantu mencegah operator cedera saat ujung baut yang kasar tersentuh. Acorn nut dapat juga melindungi thread pada ujung baut.
2.2.4 Jam Nut

Gambar 2.21 jam nut
Jam nut memiliki bentuk yang sama dengan hex head nut standar. Satu-satunya perbedaan adalah jam nut kira-kira berukuran setengah dari tinggi hex head nut standar. Bagian atas jam nut memiliki chamfer pada sisi-sisi luarnya. Jam nut bisa memiliki washer face di bagian dasarnya. Fastener ini digunakan untuk mengunci (menahan) fastener lain pada posisinya. Jam nut dapat dipasang pada baut, stud atau rod dengan thread luar. Saat fastener atau komponen dengan ulir dalam dipasang pada posisinya jam nut dapat dikencangkan (dimacetkan) padanya. Ini akan membuat penguncian pada ulir bagian dalam dan luar. Aplikasi yang umum untuk jam nut adalah pada yoke di control linkage.
2.2 5 Castellated Nut atau Slotted Nut

Gambar 2.22 Casteellated nut atau slottednut
Castellated nut atau slotted nut memiliki bentuk yang sama dengan hex nut. Pada bagian atas nut ada 6 slot radial yang dipotong di sekitar diameter. Slot-slot ini dipotong dalam pusat permukaan sisi datar pada slotted nut. Castellated nut sangat serupa dengan slotted nut namun permukaan luar dimana slot berada berbentuk bulat.Mur-mur ini digunakan dengan baut dengan ujung berlubang. Castellated nut atau slotted nut dikencangkan pada baut dengan ujung berlubang sampai torsinya benar. Jika lubang dalam baut tidak sejajar dengan rangkaian slot pada nut, nut dikencangkan sampai sejajar. Sebuah split pin kemudian dipasang melalui rangkaian slot dalam mur dan lubang dalam baut. Ujung-ujung yang bebas pada split pin kemudian dibengkokkan kembali sehingga tidak lepas.        
2.2.6 Mur yang Mengunci Sendiri (Self-Locking Nut)

Gambar 2.23 mur yang mengunci sendiri (self locking nut)
Self-locking nut umumnya seperti mur heksagonal dengan bagian yang bulat pada bagian atasnya seperti castellated nut. Mungkin terdapat potongan pada bagian yang bulat ini sehingga bagian atas mur dapat ditekuk sedikit ke dalam ke arah pusat mur. Jenis self-locking nut kedua dapat memiliki material elastis tanpa ulir yang dibuat pada bagian atas mur. Jenis self-locking nut ketiga menggunakan lubang yang tidak bulat (out-of-round) untuk mengubah bentuk ulir baut saat mur dikencangkan. Jenis mur ini akan menahan baut atau stud sehingga tidak akan berputar saat digunakan. Saat menggunakannya fastener pengunci jenis lain sudah tidak dibutuhkan. Mur-mur ini dapat digunakan dalam aplikasi dimana mur tidak harus lebih kencang atau lebih longgar. Mur akan tepat pada tempat dimana mur dipasang. Saat menggunakan self-locking nut yang bagian atas yang ditekuk ke arah tengah atau lubang yang out-of-round, kombinasi mur dan baut harus diganti setelah sekali penggunaan. Jika self-locking nut yang memiliki materi elastis pada bagian atas mur digunakan, umumnya mur hanya dapat dipakai satu kali.
2.3 Lock Wire

Gambar 2.24 Kawat pengunci (Lock wire).

Lock wire dibuat dari kawat berdiameter kecil yang dapat ditekuk dengan mudah. Umumnya dua dari wire ini ditekuk di sekeliling kawat ketiga yang lurus. Total diameter dari pengaturan ini harus cukup kecil sehingga dapat melewati lubang pada kepala baut. Seal logam dapat digunakan untuk mengencangkan lock wire sehingga tidak longgar. Penggunaan lock wire yang paling umum adalah untuk menyegel komponen sehingga komponen hanya dapat disetel atau dilepaskan oleh orang yang berkepentingan. Dua atau lebih baut dengan lubang di kepala digunakan untuk menahan komponen pada posisinya, dan lock wire kemudian dimasukkan melewati kepala baut dan ujung-ujungnya dikencangkan dengan segel logam. Lock wire harus dilepaskan untuk melonggarkan baut drilled head bolt. Lock wire dapat juga digunakan untuk menahan baut kepala berlubang agar tidak longgar dengan memasukkannya melalui dua atau lebih lubang dan dipelintir sehingga jika salah satu baut mulai melonggar, kawat akan tertarik semakin kencang.
2.4 Ring (Washer)
2.4.1 Ring Rata (Flat Washer)

Gambar 2.25 Ring Rata (Flat Washer).

Flat washer adalah sepotong logam datar yang dipotong dalam bentuk bulat. Bagian tengah washer memiliki lubang yang bulat. Karakteristik yang berbeda-beda dari flat washer adalah bahan, kekerasan, lapisan, kualitas dan ukuran. Bahan untuk flat washer umumnya adalah baja, kuningan atau aluminium. Ukuran baut yang menggunakan flat washer tertentu adalah sama dengan keterangan untuk ukuran lubang dalam ring tersebut. Flat washer digunakan untuk distribusi beban aksial (thrust) pada area yang lebih luas dibandingkan dengan kepala baut atau mur. Flat washer juga membatasi kerusakan pada permukaan komponen yang disebabkan oleh kepala baut atau mur. Jenis dan ukuran flat washer yang benar harus digunakan dalam seluruh aplikasi.
2.4.2 Hard Washer

Gambar 2.26 Ring keras (Hard Washer).

Hard washer memiliki karakteristik yang sama dengan flat washer lain, tetapi terbuat dari baja dan dikeraskan atau dipanaskan. Ini memberikan kekuatan hard washer yang tinggi dan membuatnya susah untuk ditekuk. Hard washer umumnya memiliki warna gelap (hampir hitam), digunakan dalam cara yang sama dengan flat washer lainnya, dan tidak akan menekuk seperti ring halus saat torsi yang tepat diberikan pada baut. Hard washer harus juga digunakan saat baut dan mur dikencangkan pada torsi yang tinggi. Ring halus dapat menjadi lebih tipis saat membawa beban dan melepaskan sebagian dari ketegangan pada fastener.
2.4.3 Ring pegas (Spring Washer)

Gambar 2. 27 Ring pegas (spring washer).

Ring pegas dibuat dari baja pegas yang akan melingkar dengan tepat pada baut. Spring washer digunakan sebagai pengatur jarak (spacer) di antara kepala baut atau mur dan komponen yang dikencangkan. Ring jenis ini memiliki permukaan yang sama atau rata saat fastener dikencangkan. Daya pegas pada ring pegas akan menempatkan fastener pada kondisi berbeban dan akan membantu mengencangkan fastener.
2.4.4 Ring bergigi (Lock /Star Washer)

Gambar 2.28 Lock Washer (Gigi Dalam dan Luar).

Lock washer bergigi adalah ring baja bulat, lubang dalam washer melingkar dengan tepat pada baut, stud atau screw yang digunakan bersamanya. Ada takikan-takikan yang dipotong di sekitar diameter luar (gigi luar), atau di sekitar lubang baut (gigi dalam) atau di sekeliling dalam dan luar (gigi dalam dan luar). Di antara takikan, gigi-gigi kecil pada washer dipelintir. Jenis lock washer ini umumnya digunakan dengan koneksi listrik. Gigi-gigi yang dipelintirkan pada lock washer bekerja seperti split washer. Gigi-gigi ini akan memotong ke dalam fastener dan menahannya dalam kondisi memiliki beban. Rimg jenis ini dapat membuat koneksi listrik yang baik saat digunakan dengan screw pada terminal listrik.
2.4.5 Ring Tirus Dudukan Persegi (Square Seat Conical Washer)

Gambar 2.29 Ring Tirus Dudukan Persegi (Square Seat Conical Washer).

Square Seat Conical Washer dibuat dari baja berbentuk bulat dengan lubang ditengah dan bentuknya tidak datar. Jika sisi luarnya diletakkan pada permukaan yang rata, bagian tengah ring akan berjarak sedikit di atas permukaan yang rata dan jarak ini adalah tinggi dari square seat conical washer. Keterangan ukuran termasuk: diameter luar, diameter lubang, ketebalan, dan Tinggi. Square seat conical washer digunakan untuk menempatkan kekuatan fastener pada area yang luas. Kerusakan pada logam halus atau tipis menjadi berkurang jika area kekuatan fastener ditingkatkan. Bentuk kerucut juga menyebabkan washer memberikan daya pegas saat kepala baut bergerak pada ring dan ini membantu menjaga baut dalam kondisi tegang sehingga tetap kencang. Saat digunakan, sisi luar pada square conical washer harus berada pada komponen yang ditahannya.
2.5 SCREW
2.5.1 Screw Pembentuk ulir (Thread Forming Screw)

Gambar 2.30 Screw Pembentuk ulir (Thread froming screw)

Screw pembentuk ulir memiliki bagian kepala dan ulir yang meruncing (taper) pada bagian ujungny. Screw pembentuk ulir dibuat dari baja yang dikeraskan. Kepalanya ada yang seperti screw dan ada yang heksagonal, panjangnya diukur sama seperti baut dan screw mesin lainnya. Ada dua jenis screw pembentuk ulir: (1). Screw pemutar ulir (thread rolling screw).dan (2). Screw pemotong ulir (thread cutting screw). Fastener ini digunakan untuk menahan bagian logam yang tidak menahan beban berat. Screw dapat digunakan dimana fastener kecil dengan ulir dibutuhkan. Screw pembentuk ulir, lubang screw tidak membutuhkan ulir dalam sebelum perakitan dan diameter lubang harus lebih kecil sedikit dibandingkan dengan diameter screw (sama dengan diameter dalam screw). Ulir dalam dibuat saat screw diputar ke dalam lubang saat digunakan pada lubang dengan ulir dan Screw pembentuk ulir dapat membuat pelurusan menjadi lebih mudah.
2.5.2 Screw Mesin (machine screw)

Gambar 2.31 Screw Mesin (machine screw)
Screw mesin memiliki kepala dan bagian dengan thread. Umumnya, thread melingkar hingga ke kepala. Screw mesin yang diameternya kurang dari ¼ inci (6,1 mm) memiliki keterangan nomor ukuran. Screw mesin yang lebih besar dari ini menggunakan diameter dalam keterangan ukurannya. Panjang screw diukur dari dasar kepala ke ujung screw. Panjang countersunk screw diukur dari bagian atas kepala sampai ujung screw. Fastener digunakan untuk menahan dua atau lebih komponen bersama-sama. Screw mesin digunakan dalam aplikasi dimana terdapat sedikit beban. Komponen terakhir dimana screw mesin dipasang harus memiliki thread dengan ukuran yang sama dengan screw. Flat washer dan lock washer dapat digunakan dengan screw mesin. Gunakan jenis dan ukuran obeng yang tepat untuk memutar screw mesin. Obeng dapat dengan mudah menggerakkan banyak jenis screw.


2.5.3 Set Screw

Gambar 2.32 Set screw.
Set screw dibuat dari baja yang dipanaskan. Screw-screw ini umumnya memiliki kepala persegi, atau tidak memiliki kepala sama sekali. Set screw tanpa kepala memiliki slot atau hex socket pada satu ujungnya. Ujung yang lain (point) akan memiliki bentuk untuk menyesuaikan dengan aplikasi set screw. Bentuk ini bisa bulat, rata, mangkuk atau kerucut. Ada thread luar di antara dua ujung set screw. Fastener-fastener ini digunakan untuk menahan satu komponen dalam posisi yang khusus pada komponen kedua.Satu komponen akan memiliki lubang dengan thread yang sesuai dengan set screw. Set screw akan diputar ke dalam lubang Sampai point kencang pada komponen kedua. Komponen kedua bisa memiliki satu lubang kecil atau area yang datar untuk menyesuaikan point pada set screw.

2.6 PASAK (KEY)
 Pasak pada umumnya berfungsi sebagi penahan antara komponen mesin yang berpasangan, sehingga tidak terjadi selip dan pasak dibuat dari bahan yang lebih lunak dari pada komponen mesin yang berpasangan.
2.6.1 Pasak batang (bar key)

Gambar 2.33 Pasak batang (bar key)
Pasak batang dapat dibuat dari logam keras atau lunak dan sisi-sisinya rata dan yang berlawanan adalah paralel. Pasak batang digunakan untuk menahan komponen dalam posisi spesifik di sekeliling diameter shaft, alur (groove) tegak lurus (key slot) di bagian luar shaft dan juga ada alur dalam sisi lubang dalam komponen yang ditahan. Komponen dipasang pada shaft sehingga alur pada poros dan alur pada lubang sejajar dan palu berujung halus dapat digunakan untuk memasang bar key dalam posisinya.
2.6.2 Pasak lengkung (woodruff key)

Gambar 2.34 Pasak lengkung (Woodruff key).
Woodruff key dibuat dari bahan yang sama dengan bar key. Woodruff key memiliki bagian atas yang rata dan sisi yang rata. Bagian dasar dan ujung key membuat kurva setengah lingkaran. Keterangan ukuran untuk Woodruff key adalah ketebalan dan diameter kurva. Pastikan bahwa ukuran Woodruff key yang benar digunakan dalam seluruh aplikasi. Woodruff key digunakan untuk menahan komponen dalam posisi spesifik di sekitar diameter shaft. Ada key slot pada bagian luar shaft yang digunakan dengan Woodruff key. Bagian dasar dari key slot ini memiliki kurva yang sama dengan kurva pada Woodruff key. Alur kunci dalam komponen adalah sama seperti untuk bar key. Woodruff key dipasang pada tempatnya pada shaft. Komponen kemudian didorong ke posisinya pada shaft saat key slot dan alur kunci sudah sejajar.
2.7 Pengunci Plat Rata (flat metal lock)

Gambar 2.35 Flat metal lock.
Flat metal lock umumnya dibuat dari logam lunak dan ada yang dikeraskan untuk aplikasi-aplikasi khusus. Flat metal lock ini adalah logam rata dengan satu atau lebih lubang di dalamnya yang memiliki lubang yang cukup besar agar baut dapat masuk dan sisi luar metal lock harus lebih besar dari kepala baut atau mur, karena memiliki bentuk khusus untuk aplikasi spesifik. Flat metal lock digunakan untuk menahan kepala baut atau mur sehingga tidak akan berputar dengan cara satu sisi luar lock ditekuk rata pada sisi datar fastener, sisi luar lock dapat juga di tekuk ke bawah dengan rata pada sisi komponen. Cara menekuknya dapat menggunakan cold chisel dan untuk melonggarkan dapat digunakan socket spesial. Jangan menggunakan flat metal lock lebih dari satu kali.
2.8. STUD

Gambar 2.36 Stud.
Stud adalah batang logam dengan ulir di kedua ujungnya, ulir pada satu ujung (ujung stud) akan lebih kasar dibandingkan dengan thread pada ujung satunya (ujung mur) dan ujung stud dapat memiliki taper ke arah ujung stud. Keterangan ukuran sebagai berikut.: diameter dan jenis ulir, panjang ulir pada ujung stud, panjang ulir pada ujung mur, panjang grip ditambah panjang ulir pada ujung mur, dan semua karakteristik stud. Stud digunakan untuk mengencangkan satu atau lebih komponen secara bersama-sama. Pastikan untuk menggunakan ujung stud dengan taper jika lubang memiliki taper. Saat stud ditahan dengan kencang dalam lubang, komponen kedua tanpa ulir dapat dipasang pada ujung mur pada stud. Kencangkan mur dengan torsi yang benar. Pemasangan stud yang paling umum adalah pada bagian atas blok silinder mesin. Beberapa stud tidak memiliki taper dan ditahan kencang dalam komponen karena diameternya sedikit lebih besar dari diameter lubang yang dithread. Jenis stud ini adalah stud “interference fit”. Gunakan perkakas yang benar untuk melepaskan dan memasang seluruh jenis stud. Pastikan bahwa stud yang benar digunakan dalam setiap aplikasi. Beberapa stud memiliki karakteristik khusus seperti lubang yang dibor, bahan khusus atau penambahan kekuatan.



2.9 Pen (Pin).
 Pen pada umumnya berfungsi sebagai pengunci, penghubung, atau penepat sehingga bagian yang satu dengan yang lainnya dapat berpasangan dan tidak dapat terlepas atau selip.
2.9.1 Clevis Pin.

Gambar 2.37 Clevis pin.
Clevis pin adalah pin logam bulat berkepala di salah satu ujung pin yangg umumnya bulat dengan atap yang datar dan ujung pin yang lain memiliki lubang radial di dekat bagian ujung. Ukuran clevis pin ditentukan berdasarkan diameter pin dan panjang clevis pin yang diukur dari dasar kepala sampai ujung pin. Fastener ini digunakan untuk menahan komponen bersama-sama dengan suaian sliding atau longgar, sehingga akan membuat komponen bergerak di sekitar pin seperti engsel. Komponen yang ditahan memiliki flange dengan lubang yang sejajar dan kepala clevis pin akan menahan komponen pada satu sisi sedangkan lubang pin berada pada sisi lain terpasang split pin sehingga clevis pin tidak dapat terlepas.
2.9.2 Pen geser (Shear Pin)

Gambar 2.38 Shear pin
Shear pin adalah pin yang terbuat dari logam lunak. Pen ini terlihat sama dengan clevis pin namun tidak ada lubang yang dibor didekat ujung pin. Keterangan ukuran shear pin adalah diameter dan panjang pin yang diukur dari dasar kepala sampai ujung pin. Beberapa shear pin tidak memiliki kepala dan terlihat seperti rod pendek. Panjang dari jenis shear pin ini diukur dari ujung ke ujung. Shear pin umumnya digunakan untuk mengencangkan beberapa poros penggerak (drive shaft) ke shaft yang di-dorong. Poros-poros ini harus memiliki fixture dengan lubang yang dapat disejajarkan, sehingga shear pin dapat dipasang.. Dalam aplikasinya shear pin digunakan sebagai pelindung keselamatan saat poros yang didorong tiba-tiba mengalami torsi yang tinggi, poros akan memotong shear pin, sehingga menyebabkan pemisahan antara drive shaft dan shaft yang didorong. Jangan pernah menggunakan baut untuk shear pin.
2.9.3 Pen Tirus (Taper Pin)

Gambar 2.39 Taper pin
Pen tirus adalah pen adalah pen yang bentuknya tiru dan tidak mempunyaia kepala Ukuran pen ini adalah panjang dan diameter dari ujung pin yang besar. Fastener ini digunakan untuk menahan dua komponen bersama-sama dan umumnya menahan lebih kencang dibandingkan dengan jenis-jenis pin lain. Bentuk tirus dapat membantu dalam pelurusan komponen untuk perakitan. Pen tirus harus didorong pas dan kencang ke dalam lubang pen, dengan ujung kecilnya pertama kali masuk dan untuk melepaskannya gunakan drip punch pada ujung yang kecil pen tirus. Taper pin dapat digunakan kembali setiap saat dan akan tetap pas dengan kencang.
2.9.4 Dowel pin

Gambar 2.40 Dowel pin
Dowel pin terbuat dari bagian rod logam dengan diameter yang sama dan halus serta kedua ujungnya memiliki chamfer. Ukuran pen ini berdasarkan diameter dan panjangnya. Dowel pin digunakan untuk membantu pelurusan bagian-bagian. Pen ini dipasang dengan cara ditekan ke dalam lubang dalam komponen mesin dan komponen kedua dengan lubang yang sedikit lebih besar dapat dipasang ke dalam bagian yang diluruskan di atas pen ini. Dowel pin umumnya tidak dilepaskan dari komponen dimana pen ini dipasang, karena dapat membantu pelurusan pada komponen yang akan dipasang.
2.9.5 Roll Pin.

Gambar 2.41 Roll pin.
Roll pin adalah pen baja bulat yang berrongga di dalam bagian tengahnya dan juga terbuka pada satu sisinya, karena ini bukan pin yang solid, pin dapat dibuat lebih kecil secara radial. Roll pin memiliki daya pegas radial. Ada chamfer di kedua ujung roll pin. Roll pin digunakan untuk menahan komponen sehingga komponen tidak bergerak dalam arah radial ke roll pin. Roll pin ditahan di satu lubang atau lebih. Lubang-lubang ini harus memiliki diameter yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan roll pin saat tidak sedang dalam keadaan ditekan. Palu berujung halus dapat digunakan untuk memasang roll pin dalam posisinya di dalam lubang. Untuk melepaskan roll pin, gunakan drift punch dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari diameter luar roll pin.
2.9.6 Split Pin

Gambar 2.42 Split pin.
Split pin dibuat dari logam lunak yang memiliki dua kaki paralel dan mata pada satu sisinya. Kedua kakinya bisa sama panjang atau berbeda. Bisa terdapat satu atau dua mata dalam split pin. Keterangan ukuran split pin termasuk: diameter (dari lubang dimana pin digunakan); panjang (dari dasar mata ke ujung kaki terpendek); dan bentuk ujung kaki. Split pin digunakan pada baut dengan ujung berlubang dan clevis pin dan tidak akan menahan kedua Fastener ini dalam posisi mereka atau memperlihatkan bahwa fastener siap dalam posisi mereka. Split pin dipasang melalui lubang pada baut dengan ujung berlubang atau clevis pin dan didorong sampai mata menyentuh lubang. Kedua kaki pada pin kemudian dilekukkan kebelakang pada fastener dan kakinya harus diluruskan untuk melepaskan pen ini.
2.10 Snap Ring

Gambar 2.43 Snap Ring.
Snap ring dibuat dari baja pegas yang berbentuk lingkaran yang terbuka di satu tempat. Ring yang dipasang ke dalam alur luar adalah snap ring luar dan ring yang pas masuk ke dalam alur dalam adalah snap ring dalam. Beberapa snap ring memiliki lubang kecil di satu sisi bukaannya, sehingga snap ring pliers dapat digunakan untuk memasang atau melepaskannya.. Fastener ini digunakan untuk menahan, atau membatasi pergerakan pen atau shaft. Snap ring luar akan masuk dengan tepat ke dalam alur (groove) di sekitar pin atau shaft. Snap ring dalam akan pas masuk ke dalam groove di sekitar bagian dalam lubang. Saat Snap ring berada pada posisinya, pin atau shaft tidak dapat lagi keluar dari lubang tersebut. Gunakan ukuran dan jenis snap ring yang benar dalam seluruh aplikasi.
2.11 Spring Clip

Gambar 2.44 Spring Clip.
Spring clip dibuat dari baja pegas. Kabel baja pegas ditekuk ke dalam satu bentuk dengan dua kaki yang memiliki gelombang untuk menyesuaikan dengan diameter luar sebuah pin. Satu kaki bisa berbentuk lurus pada beberapa Spring clip. Tekukan di antara dua prong akan membentuk mata yang digunakan untuk melepaskan clip spring dengan mudah. Ukurannya adalah diameter kawat pegas dan bentuk kaki. Fastener ini digunakan untuk menahan pen pada tempatnya. Spring clip didorong ke dalam tempatnya pada pen dan pas masuk di dalam alur (groove). Spring clip dengan kaki yang lurus digunakan saat pen memiliki lubang dan kaki yang satunya menahan pada sisi luar pen.

2.12 Latihan Soal
1. Tuliskan nama dan contoh penggunaannya setiap fastener di bawah ini..

      _______________________________________________
                                   
  ________________________________________________


___________________________________________



_____________________________________________







_________________________________________________





_______________________________________________________________________________________________
2. Tuliskan nama fastener yang sesuai dengan fungsi atau penggunaannya
Penggunaan FastenerNama FastenerMemasang dan seringkali digunakan untuk me-nahan pulley atau gear pada shaft.Digunakan di belakang mur dan masuk dengan tepat ke dalam groove dalam baut atau shaft yang mencegahnya berputar.Terdiri dari versi luar dan dalam dan digunakan untuk menciptakan tekanan di bawah mur un-tuk membentuk tahanan yang kencang. Digunakan untuk menciptakan tekanan yang kuat pada mur dan baut untuk memastikan bahwa mur dan baut tetap kencang.Digunakan untuk menempatkan komponen pada shaft atau dalam recess dan pada saat yang sama membuat komponen berputar na-mun tidak bergerak secara aksial atau ke ujung BAB III
IDENTIFIKASI BAUT DAN PENGENCANGAN

Capaian belajar setelah mempelajari bab ini adalah peserta didik diharapkan dapat mempunyai kompetensi tentang identifikasi baut, prosedur pemasangan, pelepasan dan aplikasinya dengan menggunakan kunci momen di bidang otomotif dan mesin-mesin lainnya.

3.1 STANDAR ULIR.
Fastener yang beredar di pasaran pada umumnya menggunakan dua standar yaitu yang menggunakan standar metrik (SI) dengan satuan mm dan standar Imperial yang berukuran inchi. Fastener standar metrik membutuhkan perkakas berukuran mm dan Fastener standar Imperial membutuhkan perkakas berukuran inchi. Jika bagian-bagian fastener tidak cocok atau perkakas yang tidak benar digunakan, kunci (wrench) akan tergelincir dan mekanik dapat mengalami cedera selama perakitan mesin; atau ulir fastener dapat rusak karena ketidaksesuaian dan menyebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya mesin.
3.1.1 Ulir Metrik Iso (Iso Metric Thread)

P = Pitch dalam mm
H = Kedalaman teoritis = 0,86603 x P
5/8 H = Kedalaman sesungguhnya = 0,54127 x P
H/8 = Pemotongan = 0, 10825 x P
H/4 = Pemotongan = 0, 21651 x P
R= Radius = 0, 125 x PGambar 3.1 Bentuk dasar thread screw AS 1275-1985
Cara Baca M10x55-1,5-8.8 M = ukuran baut dalam metric 10 = diameter baut dalam millimeter 55 = panjang baut daari leher sampai ujung 1,5 = jarak ulir baut 8.8 = grade atau kelas baut
3.1.2 Ulir Imperial (Whitworth Thread)
Whitworth membentuk sudut ulir 55º dan kedalamannya seimbang dengan pitch dan dihitung dengan mengkalikan pitch dengan 0,6403. Kedalaman = 0,64P cukup akurat untuk sebagian besar aplikasi workshop (Lihat Gambar 3.1). Puncak dan root pada thread dibentuk bulat. Hubungan antara diameter besar dan jumlah ulir per inci adalah perbedaan antara berbagai standar yang digunakan dalam bentuk ini.

P = Pitch = 1/ Jumlah thread per inci
H = Kedalaman teoritis = 0,960491 x P
h = Kedalaman sesungguhnya = 0,640327 x P
H/6 = Bentuk bulat pada puncak dan root = 0, 160082x P
R= Radius pada puncak dan root = 0,137329. PGambar 3.2 Bentuk dasar thread screw BS 84-1956Standar-standar yang umum menggunakan bentuk Whitworth seperti berikut:
British Standard Whitworth, BSW – seri kasar yang digunakan untuk baut, mur dan screw untuk penggunaan umum.
British Standard Whitworth, BSF – seri halus yang digunakan pada alat dimana pitch yang lebih halus akan lebih memuaskan karena diameter minor pada thread yang lebih besar, atau karena pitch yang lebih halus memiliki sedikit kecende-rungan untuk menjadi longgar saat terkena getaran.
Standar-standar lain yang menggunakan bentuk Whitworth adalah British Standard Brass BSB-26 TPI untuk seluruh diameter dan British Standard Pipe, BSP, yang digunakan pada pipa air, uap dan gas.

3.2. MENGIDENTIFIKASI ULIR METRIK DAN IMPERIAL

Gambar 3.3 Baut jenis metrik (angka) dan imperial (garis).
Penandaan pada kepala baut akan menginformasikan jenis dan kekuatan tegangannya. Beberapa kekuatan ditunjukkan dalam bagan dalam tabel. Garis-garis radial pada kepala baut berarti baut tersebut berukuran inci. Nomor pada kepala baut menunjukkan bahwa baut tersebut berukuran metrik. Karena tempat yang terbatas, nomor tidak akan tertera pada fastener yang diameternya kurang dari 8 mm.
Gambar 3.4 Pengukuran pitch ulir dengan thread pitch gauge. Gambar 3.5 Pengukuran pitch ulir dengan penggaris .
Cara lain untuk menentukan jenis fastener adalah dengan “pitch ulir”. Pitch ulir pada baut metrik adalah jarak dalam milimeter di antara puncak ulir. Pada baut jenis inci, kita mengukur jumlah thread per inci. Jika Anda tidak yakin dengan pitch ulir, ukur dengan alat ukur ulir (thread pitch gauge). Pengukuran pitch ulir juga dapat dilakukan dengan menggunakan penggaris atau jangka sorong, yaitu dengan mengukur panjang ulir dengan jumlah 10 ulir (untuk jenis metrik), sehingga pitchnya tinggal membagi dengan angka 10. dan untuk jenis imperial dengan mnghitung jumlah ulir (pitch) sepanjang 1 inchi.
Gambar 3.6 Pengukuran pitch ulir mur dengan thread pitch gauge.Gambar 3.7 Pemilihan perkakas dan tekanan pada ulir
Ukur lubang dengan meng-gunakan alat ukur ulir untuk mencegah kerusakan. Baut ukuran 3/8” dan 10 mm yang biasa digunakan, khususnya, dekat sekali dalam ukuran dan dapat membingungkan. (3/8” = 9,525 mm). Penting untuk menggunakan perkakas berukuran metrik dengan fastener metrik dan perkakas berukuran inchi untuk fastener inchi. Perkakas yang salah, bahkan dengan torsi yang benar, dapat merusak fastener dan perkakas.
Saat torsi yang diberikan terlalu besar, mur akan berubah bentuk dan ulirnya menjadi menekan. Ulir baut juga merenggang, rusak dan fastener menjadi tidak dapat digunakan. Jika torsi yang tidak mencukupi diberikan, fastener menjadi longgar. Simpan perkakas metrik dan inchi secara terpisah atau beri label agar mudah ditemukan.
Beban proof dan kekuatan baut Grade 2 dan Grade 5 yang lebih besar kurang dibandingkan dengan baut-baut yang lebih kecil. Kekerasan menentukan beban proof dan kekuatan. Beberapa tahun yang lalu, Society of Automotive Engineers (SAE) memberikan sertifikasi standar kekerasan yang lebih tinggi untuk baut-baut yang lebih kecil ini yang menjadikan beban proof dan kekuatan tegangan lebih tinggi. Namun, kekerasan dan beban proof yang berhubungan dan kekuatan tegangan lebih memadai untuk aplikasi yang diinginkan dari baut-baut yang lebih besar ini. Selanjutnya, selisih ketidaksesuaian hanya terjadi pada baut-baut Grade 2 dan 5 SAE. Seluruh standar perangkat keras dalam bagan di atas adalah untuk baut, screw atau stud dengan pengecualian Grade 5.1 yang mewakili kombinasi screw dan washer yang telah dirakit sebelumnya. Perangkat keras 8,2 tidak tahan terhadap panas sebaik perangkat keras SAE Grade 8. Karena itu aplikasi perangkat ini lebih terbatas. Sekaligus, meskipun tidak memiliki nilai numerikal yang lebih tinggi, perangkat ini dibawah SAE Grade 8 dalam hal aplikasi suhu tinggi.
Tabel 3.1 Karrakteristik baut jenis Metrik (standar SAE J1199)
Beban Proof MinimumKekuatan Ketegangan (Tensile) MinimumGradeUkuran Metrik NominalPsiMpaPsiMpa4.5M5 sampai M3632625225580004004.8M1.6 sampai M1644950310609004205.8M5 sampai M2455100380754005208.8M17 sampai M36870006001203508309.8M1.6 sampai M169425065013050090010.9M6 sampai M361203508301508001040 Tabel 3.2 Kekuatan baut jenis imperial
Karakteristik Fastener SAE IMPERIAL (Standar SAE J429)Beban Proof MinimumTegangan Tarik (Tensile) MinimumTanda Grade SAEGradeKisaran Ukuran Nominal (Inci)psiMpapsiMpa1¼ sampai 1 ½
33000228600004142
2¼ sampai ¾
¾ sampai 1 ½ 55000
33000379
22874000
60000510*
414*5
5¼ sampai 1
1+ sampai 1 ½85000
74000586
510120000
105000828
7245,1No. 6 sampai 3/885000586120000828**5,2¼ sampai 1850005861200008287¼ sampai 1 ½1050007241330009178¼ sampai 1 ½12000082815000010348,2¼ sampai 1 1200008281500001034 Tabel 3.3 Karakteristik Beberapa Fastener
Beban Proof
MinimumKekuatan
Ketegangan (Tensile)
MinimumJenis Baut TandaPsiMpaPsiMpaStandar kekuatan Tinggi1400009661700001172Track Standar1400009661700001172Track Kekuatan Tinggi15000010341850001276Sisi Potong (Di. 3/4” atau Lebih)140000966170000117212 Kepala Titik1400009661700001172
3.3 PERHITUNGAN TORSI BAUT.
 Berdasarkan ukuran/ dimensi dan kekuatan baut torsi baut dapat dihitung, jika tidak terdapat tabel torsi yang memadai. Adapun metode perhitungannya adalah sbb.
    atau Mp =
Keterangan :
 Tegangan putir bahan baut = (0.5 s/d 0.75)x tegangan tarik bahan baut
 Mp = Momen puntir maksimum baut (Torsi maksimum)
 Wp = Momen tahanan = 1/16 Ï€.d3 ( d = diameter minimum baut atau Din )
Tabel 3.4 Torsi standar untuk jenis baut Metrik
Bagan di sebelah kanan memberikan torsi untuk baut dan mur Grade 8.8Ukuran Thread
(mm)Torsi Standar(Nm)*(lb ft)


PERHATIAN
Berhati-hatilah untuk menghindari kekeliruan antara Fastener jenis metrik dan inci. Fastener yang salah atau terbalik dapat mengakibatkan kerusakan dan kegagalan fungsi kendaraan, atau kemungkinan cedera diri. Fastener yang asli yang dilepaskan dari kendaraan harus disimpan untuk dipasang jika mungkin. Jika dibutuhkan yang baru, penggantian Fastener harus dilakukan dengan hati-hati dengan menggunakan pengganti yang memiliki nomor suku cadang dan grade yang sama atau lebih baik.M612±49±3M825±718±5M1055±1040±7M1295±1570±10M14150±20110±15M16220±30160±20M18325±50240±35M20450±70330±50M22600±90440±65M24775±100570±75M271150±150840±110M301160±2001175±150M332000±2751450±200M362700±4002000±300* 1 meter newton (Nm) adalah kira-kira sama dengan 0,1 mkg





Tabel 3.5 Torsi Pengencangan Umum untuk Baut, Mur dan Taperlock Stud Jenis Inchi
Bagan berikut memberikan nilai torsi standar untuk baut, mur dan taperlock Stud dari SAE Grade 5 atau kualitas yang lebih baik. Pengecualian diberikan dalam Buku Manual Servis jika dibutuhkanUkuran ThreadTorsi Standar
(Inchi)(lb ft)(Nm)*Gunakan torsi-torsi ini untuk baut dan mur dengan thread standar (konversi adalah perkiraan)



Thread Standar¼9±312±45/1618±525±73/832±545±77/1650±1070±15½75±10100±159/16110±15150±205/8150±20200±25¾265±35360±507/8420±60570±801640±80875±1001 1/8800±1001100±1501 ¼1000±1201350±1751 3/81200±1501600±2001 ½1500±2002000±275Gunakan torsi-torsi ini untuk baut dan mur pada batang valve hidraulik5/1613±220±33/824±235±37/1639±250±3½60±380±45/8118±4160±6




Tabel 3.6 Momen pengencangan baut standar

3.4 LATIHAN SOAL
1. Tuliskan identifikasi grade untuk setiap kepala baut (head bolt) berikut:

Kepala baut
(Head bolt)
Grade

Sebutkan 3 perbedaan pada ulir yang berstandar metric dan imperial
Jelaskan mengapa perkakas yang berukuran inchi tidak boleh digunakan untuk membuka atau mengencangkan baut yang berstandar metrik.
Jelaskan apa yang dimaksud beban proof.
Jelaskan yang dimaksud Tensile minimum.
Jelaskan pengertian M12 x 1,5
Jelaskan pengertian baut ¾’ x 16.
Jelaskan tanda yang ada pada kepala di bawah ini dan berapa beban proof jika ukuran bautt = M10 x 1,25

Mengapa pengencangan baut / mur harus sesuai dengan torsi yang telah ditentukan.?
Jelaskan apa yang dimaksud beban proof?


BAB IV
BANTALAN (BEARING)

Capaian belajar setelah mempelajari bab ini adalah peserta didik diharapkan dapat mempunyai kompetensi teknik pemasangan dan pelepasan bantalan dengan menganalisa suaian yang pada poros dan lubang bantalan untuk memilih metode yang tepat.

4.1 PENGERTIAN BANTALAN
Bantalan (bearing) adalah elemen mesin yang menumou poros (shaft) berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros atau elemen mesin lainnya bekerja dengan baik, sehingga jika bantalan tidak dapat berfungsi dengan baik, maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara maksimal.
 Bantalan terdiri dari banyak sekali tipe atau macamnya terutama jenis bantalan gelinding (bearing anti friction) telah banyak diproduksi dengan standar ukuran tertentu oleh beberapa industri atau negara, sehingga memudahkan konsumen dalam memperolehnya dan terjangkau harganya. Semua itu dapat diklasifikasikan atas dasar
Arah Beban Terhadap Poros
Bantalan Radial : Arah beban yang ditumpu jenis bantalan ini adalah tegak lurus terhadap sumbu poros
Bantalan Aksial (thrust): Arah beban yang ditumpu jenis bantalan ini adalah sejajar terhadap sumbu poros
Bantlan Kombinasi (combination): Arah beban yang ditumpu jenis bantalan ini adalah tegak lurus dan sejajar terhadap sumbu poros

Gambar 4.1 jenis bantalan luncur berdasarkan arah beban


Gambar 4.2 jenis bantalan gelinding berdasarkan arah beban
4.1.2Gerakan Bantalan Terhadap Poros atau Jenis Gesekan
1. Jenis Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan, karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas. Jenis bantalan ini mampu menumpu poros pada putaran tinggi dan beban besar. Kontruksi dapat dibuat dengan mudah, gesekan yang ditimbulkan relatif lebih besar, sehingga diperlukan sistem pelumasan yang lebih komplek supaya tidak terjadi panas yang berlebihan. Tingkat ketelitian yang diperlukan dalam proses pembuatannya relatit rendah.

Tabel 4.1 Macam-macam bahan luncur dan karakteristiknya

Bahan Bantalan Koefisien Friksi (pada baja)Tekanan Bearing Maksimum (MPa)Suhu Bearing Maksimum (oC)Baja Putih0,215150Perunggu0,3540300Karet0,415150Bahan Berlaminasi0,370100Nilon0,215100PTFE0,048270Sintered Metal0,1560100

Gambar 4.3 Contoh aplikasi bantalan luncur poros engkol (crankshaft)
2. Bantalan Gelinding (Bearing Anti Friction)
Pada jenis bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding (bola atau rol). Jenis bantalan ini banyak digunakan dalam permesinan, karena mempunyai banyak macam yang sesuai dengan fungsi atau gaya-gaya yang bekerja serta mudah didapat dipasaran. Gesekan yang relative kecil dan system pelumasan yang sangat sederhana, dan ada pula yang sudah dilengkapi dengan seal dan pelumasnya, sehingga tidak memerlukan pelumasan lagi sampai batas umur bantalan tsb.  

Gambar 4.4 Tiga jenis bantalan gelinding yang umum

4.2 Bahan Bantalan Gelinding
Pada jenis bantalan gelinding, Cincin dan elemen gelindingnya dibuat dari baja khrom karbon tinggi dengan tujuan dapat memberikan efek stabil pada proses perlakukan panas, sehingga dapat memberikan umur panjang dengan keausan sangat kecil. Untuk jenis bantalan yang memerlukan ketahanan khusus terhadap kejutan, menggunakan baja paduan karbon rendah yang kemudian diberi perlakuan panas dengan sementasi, sedangkan yang memerlukan ketahanan panas dan korosi menggunakan bahan baja kecepatan tinggi (high speed steel) atau deretan martensit dari baja tahan karat.
Bahan sangkar yang akan mengalami kontak gesekan dengan elemen gelinding, dibuat dari bahan yang tahan aus dan tidak mudah patah. Sangkar untuk bantalan yang berukuran kecil dibuat dengan mengepres pita baja yang difinis dari baja karbon rendah atau plat yang difinis. Untuk pemakaian khusus, digunakan plat kuningan atau plat baja tahan karat dan yang berukuran besar digunakan baja karbon atau kuningan yang berkekuatan tinggi.
4.3 Nomor Nominal bantalan Gelinding
Dalam praktek bantalan gelinding standar dipilih dari katalog bantalan dengan ukuran utama adalah diameter lubang (diameter porosnya), selanjutnya diameter luar, dan lebarnya. Nomor nominal terdiri dari nomor dasar dan pelengkap, nomor dasar yang terdapat merupakan lambang jenis, lambang ukuran (lambang lebar dan diameter luar) nomor diameter lubang, dan lambang sudut kontak. Lambang pelengkap mencakup lambang sangkar, lambang sekat (seal), bentuk cincin, pemasangan, kelonggangaran dan kelas.
Kode atau identitas bantalan biasanya juga mencantumkan pabrik pembuat atau merk dagang berikut kode utama yang terdiri dari 3 bagian seperti berikut.
IIIIIIBgian I adalah kode tipe (type code)
Bagian II adalah kode seri (series code)
Bagian III adalah kode ukuran diameter luabang (bore code)
4.3.1 Kode Tipe
Kode-kode tipe bantalan gelinding ditunjukkan sbb:
Angka 1 menunjukan bantalan bola mapan sendiri baris ganda (double row self aligning ball bearing)
Angka 2 menunjukan bantalan bola mapan sendiri baris ganda (double row self aligning ball bearing), tetapi lebih lebar dari pada tipe 1
Angka 3 menunjukan bantalan bola kontak sudut baris ganda (double row angular contact ball bearing)
Angka 4 menunjukan bantalan bola alur dalam baris ganda (double row deep groove ball bearing)
Angka 6 menunjukan bantalan bola alur dalam baris tunggal (singgle row deep groove ball bearing)
Angka 7 menunjukan bantalan bola kontak sudut baris tunggal (single row angular contact ball bearing)
Angka 16 menunjukan bantalan bola alur dalam baris tunggal (singgle row deep groove ball bearing), tetapi lebih sempit dibanding tipe 6.
Angka 22 menunjukan bantalan gelinding tong baris ganda (double row sperical roller bearing)
Angka 30 menunjukan bantalan gelinding kerucut (taper roller bearing)
Angka 51 menunjukan bantalan bola aksial (thrust ball bearing)
Angka N menunjukan bantalan gelinding silinder baris tunggal (single row roller cylinder bearing)
4.3.2 Kode Seri
Kode-kode seri bantalan gelinding antara lain :
Angka 0 menunjukkan seri diameter ISO 0, beban sangat ringan (extra light)
Angka 1 menunjukkan seri diameter ISO 1, beban aksial sangat ringan (extra light thrust)
Angka 2 menunjukkan seri diameter ISO 2, beban ringan (light)
Angka 3 menunjukkan seri diameter ISO 3, beban menengah (medium)
Angka 4 menunjukkan seri diameter ISO 4, beban berat (heavy).
4.3.3 Kode ukuran diameter lubang (bore code).
Kode-kode diameter lubang adalah sebagai berikut
Kode 00 : menunjukkan diameter lubang 10 mm
Kode 01 : menunjukkan diameter lubang 12 mm
Kode 02 : menunjukkan diameter lubang 15 mm
Kode 03 : menunjukkan diameter lubang 17 mm
Kode 04 : menunjukkan diameter lubang 20 mm dan selanjutnya menunjukkan diameter lubangnya 5 kali dari angka tersebut dalam mm
4.3.4 Kode Awalan (prefix)
Untuk keperluan dan desain khusus, kode bantalan dilengkapi kode awalan sbb:
GS : Rumah pengunci bantalan gelinding aksial silinder
L : Ring dalam dan ring luarnya dapat dipisah
R : Bantalan yang dapat dipisah tampa menggerakan ring dalam dan ring luar.
WS : Pengunci poros dari bantalan gelinding silinder.
4.3.5 Kode Akhiran (suffix)
 Untuk keperluan dan desain khusus, kode bantalan dilengkapi kode akhiran al.
E : Bantalan gelinding kontak sudut 40o baris tunggal
K : Diameter lubang berbentuk kerucut . konis 1 : 12
K 30 : Diameter lubang berbentuk kerucut . konis 1 : 30
N : Alur snsp ring pada ring luar
C1 : Clearance kurang dari C2
C2 : Clearance kurang dari normal
C3 : Clearance lebih dari normal
C4 : Clearance lebih besar dari C3.
C5 : Clearance lebih besar dari C4.
Contoh nomor bantalan dan pengertiannya.:
1. 6312zzC3P6
6 : Bantalan bola baris tunggal alur dalam
3 : Singkatan dari lambang 03 dimana 03 menunjukkan diameter luar 130 mm, beban menengah (medium)
12 : Diameter lubangnya = 12 x 5 mm = 60 mm
ZZ : mempunyai seal dua,
C3 : Kelonggaran C3 (clearance lebih dari normal)
P6 : Kelas ketelitiannya 6
2. 22220 K C3
22 : Menunjukan bantalan gelinding tong baris ganda (double row sperical roller bearing).
2 : menunjukkan diameter luar 200 mm dan lebar 53 mm, beban ringan (light)
20 : Diameter lubangnya = 20 x 5 mm = 100 mm
K : Berarti lubang tirus 1 : 12, kelas ketelitian 0
C3 : kelonggaran C3. (clearance lebih dari normal)
Sebagai tambahan untuk bantalan rol kerucut dalam inchi dapat ditemui dalam standar AFBMA dan untuk bantalan miniatur dalam USAS. Untuk perusahaan kereta api nasional Jepang terdapat nomor nominal dengan lambang-lambang di atas si samping penomoran menurut JIS.


4.4 Suaian Poros dan Lubang (Bantalan).
Dua benda yang berhubungan mempunyai ukuran yang berbeda, perbedaan ukuran yang diijinkan untuk suatu pemakaian tertentu dari pasangan ini disebut suaian. Tingkat suaian tergantung dari kedudukan masing-masing daerah toleransi dari lubang atau poros dan tiap-tiap suaian harus dipilih sesuai persyaratan fungsional dari pasangan. Secara garis besar terdapat 3 tingkat suaian, yaitu:
Suaian longgar (clearance fit)
Suaian pas (transition fit)
Suaian paksa (interference fit)
4.4.1 Sistem Satuan Lubang dan Poros.
Sistem suaian pada standar ISO terdapat garis nol, yaitu garis dengan penyimpangan nol dan merupakan ukuran dasar. Dalam suaian terdapat dua sistem yaitu sistem satuan lubang dan sistem satuan poros. Pada sistem satuan lubang penyimpangan bawah dari lubang diambil sama dengan nol dan disebut lubang dasar (basis lubang), sedangkan pada sistem satuan poros peyimpangan atas diambil sama dengan nol dan disebut poros dasar (basis poros).
Pada sistem lubang dasar poros dengan berbagai penyempangan disesuaikan pada lubang dasar dan begitu sebaliknya pada sistem poros dasar. Sistem lubang dasar lebih umum dari pada sistem poros dasar, karena pembuatan lubang lebih sulit dari pada membuat poros, lagi pula alat ukur lubang (diameter dalam) relatif lebih mahal dari pada alat ukur poros (diameter luar).
4.4.2 Lambang Toleransi, Penyimpangan dan Suaian
Persyaratan umum yang harus dipenuhi pada bagian-bagian tunggal dan suaian, sistem ISO untuk limit dan suaian telah memberikan suatu daerah toleransi dan penyimpangan posisi dari toleransi tsb adalah garis nol untuk setiap ukuran dasar. Kedudukan daerah toleransi terhadap daerah nol yang merupakan suatu fungsi dari ukuran dasar dinyatakan oleh sebuah lambang huruf (dalam beberapa hal dengan dua huruf), yaitu huruf besar untuk lubang dan huruf kecil untuk poros. Huruf “H” mewakili lubang dasar dan “h” mewakili poros dasar. Nilai toleransi ditentukan oleh tingkat toleransi dan angka yang sesuai dengan angka kwalitas.
 Contoh : 40 p6 Berarti diameter poros = 40 mm, suian paksa pada sistem lubang dasar dengan nilai toleransi dari tingkat IT 6.
Gabungan antara lambang-lambang untuk luabang dan poros menentukan tingkat suaian, contohnya adalah sbb.
Pasangan suaian “H” dan “g” : adalah suaian longgar dalam sistem lubang.dasar
Pasangan suaian “H” dan “m : adalah suaian pas dalam sistem lubang.dasar
Pasangan suaian “H” dan “p” : adalah suaian paksa dalam sistem lubang.dasar
Pasangan suaian “R” dan “h” : adalah suaian paksa dalam sistem poros dasar.
Sebuah suaian dinyatakan oleh ukuran dasar (nominal) yang sama untuk kedua benda, diikuti oleh lambang yang sesuai untuk tiap komponen, lambang untuk lubang disebut pertama selanjutnya untuk porosnya.
Contoh : 45 H8/g7 ; 45H8-g7 atau .
4.4.3 Suaian untuk Tujuan Umum
Kombinasi lambang dan kwalitas untuk lubang dan poros yang menentukan suaian adalah terlalu banyak untuk digunakan pada tujuan-tujuan umum, karena itu untuk tujuan umum beberapa negara telah membuat standar nasional. Tabel 4 adalah macam suaian untuk tujuan umum yang ditentukan oleh JIS B0401 (limit dan suaian untuk teknik) perlu dicatat bahwa tingkat lubangbanyak daripada tingkat poros. Gambar 6 menunjukkan diagram suaian dalam sistem lubang dasar untuk ukuran nominal 30 mm. Dalam diagram terlihat hubungan antara parameter-parameter suaian dan tampak suaian paksa hanya dapat dilaksanakan dengan kwalitas yang tinggi.  


Tabel 4.2 Suaian untuk tujuan umum

4.5 Sistem Pemasangan Bantalan Gelinding
Proses pemasangan bantalan gelinding pada poros dapat dilakukan dengan beberapa cara dan sebelum proses pemasangan perlu dilakukan pengukuran poros dan bantalan secara cermat dengan mikrometer serta pemeriksaan kelurusan poros. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada poros maupun bantalan, seperti timbulnya pengikisan (scraping) yang mengakibatkan cacat pada poros atau ring dalam (inner ring) bantalan. Metode pemasangan bantlan gelinding pada poros dibedakan berdasarkan pada tingkat suaian antara poros dan lubang ring dalam bantalan sebagai berikut.

Gambar 4.5 Pemeriksaan kelurusan poros dan pemberian pelumas
4.5.1 Pemasangan Bantalan dengan Pipa dan Palu


Gambar 4.6 Pemasangan bantalan dengan pipa (doly) dan palu
Suaian sesak ringan (push drive) : pada tingkat suaian ini pemasangan bantalan dapat dilakukan dengan menggunakan pipa (doly) dan palu atau baut dan mur. Pada pemasangan bantalan pada poros dengan pipa dan palu hal yang perlu diperhatikan adalah penekanan atau pemberian gaya harus pada ring dalam dan tidak boleh dilakukan pemukulan secara langsung pada ring dalam dengan palu, gaya yang diberikan diharapkan merata pada setiap permukaan.

Gambar 4.7 Pemasangan bantlan dengan sistem ulir
Pada sistem baut dan mur (sistem ulir), harus dibuatkan dulu ulir dalam pada ujung poros, sehingga nantinya dapat memasang poros berulir atau baut pada ujung poros tsb. Selanjutnya dengan bantuan plat penekan atau ring, penekanan bantalan dapat secara merata dengan memutar murnya.
4.5.2 Pemasangan Bantalan dengan Mesin Press
Gambar 4.8 pemasangan bantalan dengan mesin pres.
Suaian sesak sedang (press) : pada tingkat suaian ini pemasangan bantalan pada poros dapat dilakukan dengan menggunakan mesin press (sistem ulir, pneumatik, maupun hidrolik). Pada proses ini perlu dilakukan secara hati-hati untuk menghindari ketidak lurusan antara sumbu poros dan lubang ring dalam bantalan, karena jika terjadi ketidak lurusan akan mengakibatkan terjadinya pengikisan (scraping) pada permukaan poros atau ring dalam bantalan dan mengakibatkan gaya penekanan meningkat atau semakin besar. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam proses pemasangan, karena bantalan tidak dapat masuk sampai pada posisinya dan bila dipaksakan akan menimbulkan kondisi yang kurang baik pada saat mesin beroperasi.
4.5.3 Pemasangan Bantalan dengan Pemanasan

Gambar 4.9 Proses pemanasan bantalan dengan heater


Gambar 4.10 Pemasangan bantalan dengan merebus di dalam oli
Suaian sesak berat (shrink) : pada tingkat suaian ini pemasangan pada poros dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pemanasan bantalan atau pendinginan poros. Pada proses pemanasan bantalan yang perlu diperhatikan adalah harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak diijinkan melakukan pemanasan langsung dengan nyala api pada lubang ring bantalan, karena dapat menimbulkan panas yang berlebihan dan akhirnya dapat merusak bantalan. Pada prinsipnya jika memungkinkan perambatan panas sebaiknya hanya terjadi pada ring dalam bantalan saja, sehingga komponen lainnya tidak ikut terpengaruh oleh proses pemanasan tersebut. Proses pemanasan ini hanya boleh dilakukan pada bantalan yang tidak dilengkapi dengan pelumas (grease) dan pemanasan diharapkan tidak lebih atau maksimum sampai suhu 120oC. Proses pemanasan pada umumnya dilakukan dengan alat khusus pemanas bantlan (heater) atau merebus bantalan dengan cairan oli dan air (komposisi cairan ± 80% oli dan 20% air). Sebelum proses pemanasan posisi poros dan peralatan bantu (sarung tangan kulit) harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan baik, sehingga nantinya dapat bekerja dengan lebih cepat dan tepat. Hal ini untuk memberikan jaminan bahwa bantalan harus sudah terpasang dengan benar sebelum terjadi penyusutan kembali akibat penurunan suhu bantalan atau poros ikut mengembang akibat pengaruh panas dari bantalan.
Adapun rumusan yang dapat digunakan untuk menghitung diameter bantalan setelah proses pemanasan adalah sbb:
D1 = D0 (1 + α.ΔT)
Keterangan
D1 = Diameter lubang bantalan setelah proses pemanasan (saat T1)
D0 = Diameter lubang bantalan sebelum proses pemanasan.(saat T0)
α. = Koefisien muai panjang (α.= 12 x 10-6 mm/mmoC)
ΔT = Selisih Temperatur ( T1 – T0)
4.5.4 Perakitan dan Pelepasan Bantalan Mapan Sendiri dengan Adapter
Bantalan bola mapan sendiri (self aligning ball bearing) biasanya mempunyai dua celah alur pada bagian cincin dalam dan satu alur bersama pada cincin luar. Bentuk permukaan alur bersama ini menyebabkan jenis bantalan ini tidak terlalu peka terhadap suatu kemiringan yang kecil akibat kesalahan penjajaran atau bila porosnya bengkok. Cincin dalam yang tirus (konus) selalu mempunyai suaian sesak pada poros, kadang-kadang bantalan dipasang langsung pada poros yang konus, tetapi kebanyakan digunakan tabung penarik (sleeve adapter).

Gambar 4.11. Susunan bantalan dengan tabung penarik
Tabung penarik dipasang terlebih dahulu pada poros, kemudian cincin dalam yang berbentuk tirus dimasukan pada tabung penarik. Bila mur pengunci diputar atau dikencangkan pada ulir yang terdapat pada ujung tabung penarik, maka mur tsb akan mendorong cincin dalam bantalan ke dalam tabung penarik. Semakin dalam bantalan dikencangkan pada pros, semakin kecil kelonggaran antara bola sebagai elemen dengan cincin luar.

Gambar 4.12. Proses pemasangan bantalan dengan tabung penarik







Gambar 4.12. Proses pelepasan bantalan Metode untuk melepas bantalan dari tabung penarik (sleeve adapter) seperti terlihat pada gambar 4.12, yaitu setelah mur pengunci dikendorkan bantalan ditekan menggunakan pendorong yang dipukul dengan palu besi, sampai terlepas dengan tabung penarik. Selanjutnya mur pengunci dilepas dan bantalan dapat dengan mudah diambil atau ditarik dengan tangan
4.5.5 Perakitan & Pelepasan Bantalan Mapan Sendiri dengan Alat Hidrolik Khusus.
Pada proses ini kemungkinan terjadinya kegagalan pemasangan adalah sangat kecil, karena lubang bantalan dan poros tempat bantalan mempunyai ketirusan yang sama, sehingga proses pemasangan awal mudah dan tidak mungkin terjadi kemiringan. Selanjutnya ulir (mur) pada peralatan hidrolik dipasangkan pada ulir (baut) yang sudah ada pada ujung poros sampai memberikan sedikit tekanan pada ring dalam bantalan. langkah berikutnya sistem hidroliknya diberikan tekanan yang dapat memberikan sedikit dorongan pada ringa dalam bantalan yang menyebabkab bantalan menjadi terpasang dengan kuat.

Gambar 4.13. Proses pemasangan dan pelepasan bantalan dengan alat hidrolik khusus



4.6 Kegiatan Praktek Pemasangan dan Pelepasan Bantalan.
Dalam kegiatan praktek hal yang perlu diperhatikan adalah bantalan dan poros harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga dapat terpasang dan selanjutnya dapat dilepas kembali dalam keadaan baik. Hal ini untuk menjamin peralatan dan media praktek (bantalan dan poros) tidak mengalami kerusakan setelah digunakan praktikum atau praktek.
Adapau kegiatan praktek yang akan dilakukan antara lain :
Pemasangan bantalan pada poros dengan pipa dan palu serta pelepasannya kembali dengan menggunakan tracker (puller) atau mesin pres.
Pemasangan bantalan dengan mesin pres serta pelepasannya kembali dengan menggunakan tracker (puller) atau mesin pres.
Pemasangan bantalan pada poros dengan sistem pemanasan serta pelepasannya kembali dengan menggunakan tracker (puller) atau mesin pres.
Pemasangan dan pelepasan kembali jenis bantalan bola mapan sendiri (self aligning ball bearing) pada poros dengan menggunakan tabung penarik (sleeve adapter).
Pemasangan dan pelepasan kembali jenis bantalan tong mapan sendiri (self aligning sperical bearing) pada poros dengan menggunakan peralatan hidrolik khusus.
Praktikan atau mahasiswa diatur semikian rupa sehingga dapat melakukan praktek secara bergantian dari ke lima macam kegiatan tersebut.
Pemasangan Bantalan Dengan Pipa dan Palu
Peralatan dan alat ukur yang diperlukan.
1Bantalan bola 7Mikrometer luar 25 – 50 mm2Poros 8Mikrometer luar 0 – 5 mm3Tracker (puller)9Mikrometer dalam 1 set4Kain pembersih10Jangka sorong5Pipa (doly)11Palu 6Kunci pas ring
Urutan langkah kerja
Siapkan semua peralatan dan ukur diameter lubang bantalan dan diameter poros masing-masing 3 kali pada posisi yang berbeda.dengan mikrometer.
Jika toleransi antara bantalan dan poros memungkinkan lakukan persiapan pemasangan bantalan dengan memasang poros pada meja tegak.
Bersihkan poros dan dilumasi sedikit dengan oli.
Petunjuk jenis bantalan (nomor seri) harus diletakkan di bagian depan, sehingga mudah untuk dibaca.
Tempatkan bantalan lurus terhadap poros dan pukul pelan-pelan dengan bantuan tabung atau pipa sampai rata. Perlu diperhatikan bahwa posisi tabung perakit harus lurus terhadap poros dan diharapkan memukul lurus pada poros, serta tidak diijinkan mengenai cincin luar bantalan. Khusus pukulan awal jangan terlalu keras dan perhatikan seberapa jauh bantalan meluncur pada poros setelah setiap pukulan.
Pasang cincin pengaman dengan tang kait jika diperlukan setelah bantalan terpasang sempurna.
Periksa apakah bantalan berfungsi dengan baik, yaitu dengan memutar dan memperhatikan gerakan serta mendengarkan suaranya.
Tunujukkan pada instruktur atau dosen yang mengajar untuk diperiksa.
Lepas kembali bantalan dengan tracker atau mesin pres jika memungkinkan dan lakukan kegiatan praktek berikutnya.
Bersihkan peralatan dan komponen praktek selanjutnya simpan pada tempatnya
3. Lembar data pengukuran diameter lubang bantalan dan poros
Nomor Seri Bantalan gelinding : .................................................................
NOǾ Lubang bantalan (mm)Ǿ Poros (mm) 123 NB. Pengukuran sampai ketelitian 0,001 mm (micro meter).
4.6.2 Pemasangan Bantalan dengan Mesin Pres
1. Peralatan dan alat ukur yang diperlukan.
1Bantalan bola 7Mikrometer luar 25 – 50 mm2Poros 8Mikrometer luar 0 – 5 mm3Tracker (puller)9Mikrometer dalam 1 set4Kain pembersih10Jangka sorong5Pipa (doly)11Mesin pres.6Kunci pas ring 2. Urutan langkah kerja
Siapkan semua peralatan dan ukur diameter lubang bantalan dan diameter poros masing-masing 3 kali pada posisi yang berbeda.dengan mikrometer.
Jika toleransi antara bantalan dan poros memungkinkan lakukan persiapan pemasangan bantalan dan lumasi poros dengan sedikit oli.
Setting (atur) poros, bantalan dan pipa pada mesin prses seperti terlihat pada gambar 9..
Lakukan sedikit penekanan dan amati posisi bantalan jika sudah lurus teruskan proses penekanan sampai posisi bantalan yang diharapkan dan jika terlihat miring kondorkan ulir penekan, betulkan dulu sampai lurus dan lanjutkan proses penekanan.
Tunjukkan pada dosen atau instruktur hasil kerja anda dan lakukan pelepasan jika sudah ada instruksi melepas bantalan.
Lakukan pelepasan bantalan dengan tracker atau mesin pres jika memungkinkan lakukan kegiatan praktek berikutnya.
Bersihkan peralatan dan komponen praktek selanjutnya simpan pada tempatnya
3. Lembar data pengukuran diameter lubang bantalan dan poros



Nomor Seri Bantalan gelinding : .................................................................
NOǾ Lubang bantalan (mm)Ǿ Poros (mm) 123 NB. Pengukuran sampai ketelitian 0,001 mm (micrometer).
4.6.3 Pemasangan Bantalan pada Poros dengan Pemanasan
1. Peralatan dan alat ukur yang diperlukan.
1Bantalan bola 7Mikrometer luar 25 – 50 mm2Poros 8Mikrometer luar 0 – 5 mm3Tracker (puller)9Mikrometer dalam 1 set4Kain pembersih10Jangka sorong5Pipa (doly)11Pemanas bantalan (heater) 6Kunci pas ring 12Sarung tangan kulit2. Prosedur Penggunaan Pemanas (heater) bearing
Masukkan bearing pada batang kotak, letakkan pada mesin pemanas, dan atur posisi bearing tepat di tengah.
Atur sensor sampai menyentuh pada diameter dalam bearing
Tekan tombol power pada mesin pemanas.(sebelum menghidupkan mesin jauhkan jam tangan, HP, dan peralatan elektronik lainnya dari pengaruh magnet)
Atur power output sesuai dengan kebutuhan dalam persen (%) misal 70%, dengan menekan tanda anak panah (Power = 70% dan Feeler Test ON), lalu tekan MODE
  Atur temperatur pemanasan yang diinginkan (temperatur max = 120oC) dengan menekan tanda anak panah (Tep. Keeping = 120 oC A = oC), lalu tekan MODE
Atur waktu (Timer) dalam satuan second (detik) dengan menekan tanda anak panah (S = 300 S R = 0 S), lalu tekan MODE beberapa kali untuk kembali ke temperatur.
Tekan Start untuk memulai proses pemenasan dan amati kenaikan temperatur aktualnya, jika ada trouble (masalah) akan ada bunyi tet-tet berkali-kali, untuk mengatasinya tekan tombol STOP dan betulkan permasalahannya (biasanya hanya posisi bearing bergeser, sehingga sensor jadi tidak menyentuk bearing)
Setelah dibetulkan tekan lagi tombol START untuk memulainya lagi. Begitu seterusnya sampai temperatur bearing tercapai sesuai yang diinginkan (max 120oC).
Jika temperatur bearing sudah tercapai akan ada tanda bunyi tet-tet .Tekan tombol STOP , kemudian angkat bearing dengan menggunakan sarung tangan untuk dimasukkan ke porosnya.
Tunjukkan pada dosen atau instruktur hasil kerja anda dan lakukan pelepasan jika sudah ada instruksi melepas bantalan.
Tunggu bearing dan poros kembali dingin selanjutnya lepas kembali dengan menggunakan tracker atau mesin pres hidrolik dan selanjutnya, jika memungkinkan lakukan kegiatan praktek berikutnya.
Bersihkan peralatan dan komponen praktek selanjutnya simpan pada tempatnya
3. Lembar data pengukuran diameter lubang bantalan dan poros
Nomor Seri Bantalan gelinding : .................................................................
NOǾ Lubang bantalan (mm)Ǿ Poros (mm) 123 NB. Pengukuran sampai ketelitian 0,001 mm (micrometer)
4.6.4 Pemasangan dan pelepasan kembali jenis bantalan bola mapan sendiri (self aligning ball bearing) pada poros menggunakan tabung penarik (sleeve adapter).
1. Peralatan dan alat ukur yang diperlukan.

1Self aligning bearing6Jangka sorong2Poros berdiameter 40 mm7Dial indicator3Kunci kait 8Palu besi4Tabung penarik (sleeve adapter)9Kain pembersih5Obeng (-) 10 Tabung pendorong
2. Langkah-langkah perakitan :
Berssihkan permukaan tabung penarik (sleeve adapter) dan bantalan, kemudian bagian tabung dilumasi tipis dengan oli.
Perlebar alur pada tabung penarik dengan obeng (-) dan masukkan tabung ke posisi yang tepat pada poros.
Pasang bantalan pada tabung dengan jarak yang telah ditentukan dari sisi belakang perangkat praktek dan putar mur tabung dengan bagian sisi mur yang berpingul (champer) menghadap ke bantalan. Putar mur sampai bantalan dan poros kontak dengan tabung, tetapi jangan memutar mur untuk mendorong bantalan pada tabung. Kencangkan mur dengan kunci kait.
Putar kunci kait sebesar sudut α, untuk mendapatkan kekencangan yang benar, gerakan kunci kait setengah putaran dan kencangkan mur beberapa derajat lebih lanjut dengan sedikit pukulan palu pada kunci kait.
Lakukan pengukuran celah antara cincin luar dan elemen gelinding (bola) dengan menggunakan dial indicator. Jika terlalu sulit untuk dilakukan cukup dilakukan pengencangan sesuai aturan sudut α,
Longgarkan / lepas mur dan pasang cincin pengaman kemudian kencangkan mur sekali lagi yakinkan bahwa bantalan tidak akan bergerak lagi.
Tunjukkan pada dosen atau instruktur hasil kerja anda dan lakukan pelepasan jika sudah ada instruksi melepas bantalan.
Kendorkan mur pengunci dan pukul ring dalam bantalan dengan perantaraan tabung pendorong sampai bantalan terlepas dari tabung penarik.
Lepas mur pengunci, keluarkan bantalan, dan tabung penarik dari poros.
Bersihkan peralatan dan komponen praktek selanjutnya simpan pada tempatnya.
3. Lembar data pengukuran / pembacaan

NOObyek Pengamatan Hasil Pembacaan / Pengukuran 1Nomor Seri Bantalan gelinding2Standar sudut α, (...o)3Standar celah (clearance) (mm)4Pitch ulir pada tabung penarik (mm)5Pengukuran celah (mm) 6Ketirusan tabung penarik
4.6.5 Pemasangan dan Pelepasan Self Aligning Sperical bearing pada poros.

1. Peralatan dan alat ukur yang diperlukan.
1Self aligning sperical bearing5Jangka sorong2Poros berdiameter tirus6Dial indicator3Peralatan hidrolik khusus 7Oli hidrolik4Pompa hidrolik manual8Kain pembersih 2. Langkah-langkah pemasangan dan pelepasan
Siapkan semua peralatan dan ukur ketirusan poros dengan mengukur diameter poros terbesar. diameter poros terkecil, dan jarak antara pengukuran tsb.
Jika tingkat ketirusan diameter poros dan lubang bantalan relatif sama lakukan persiapan pemasangan bantalan
Isi pompa hidrolik manual dengan oli hidrolik sampai penuh
Setting (atur) poros, bantalan dan peralatan hidrolik khusus terpasang seperti gambar 16...
Putar peralatan hidrolik khusus sampai menekan langsung pada ring dalam bantalan.
Pasang pompa hidrolik manual pada peralatan hidrolik khusus dan berikan tekanan hidrolik sampai maksimum, sehingga bantalan terdorong sapam mencekam rapat pada poros.
Lepas pompa hidrolik manual dan peralatan hidrolik khusus pada poros, kemudian coba tarik bantalan dengan tangan (bantalan harus tidak terlepas).
Pasang mur pengunci pada poros dan tunjukkan pada dosen atau instruktur untuk diperiksa.
Jika sudah dinyatakan benar, kendorkan mur pengunci (tak perlu sampai lepas)
Isi kembali pompa hidrolik manual dengan oli hidrolik sampai penuh.
Pasang pompa hidrolik manual pada poros dan berikan tekanan hidrolik sampai bantalan terdorong keluar.
Lepas mur pengunci dan keluarkan bantalan dari porosnya.
Bersihkan peralatan dan komponen praktek selanjutnya simpan pada tempatnya.
3. Lembar data pengukuran / pembacaan
NOObyek Pengamatan Hasil Pembacaan / Pengukuran 1Nomor Seri Bantalan gelinding2Standar ketirusan lubang bantalan 3Standar celah (clearance) (mm)4Diameter terbesar poros (mm)5Diameter terkecil poros (mm)6Jarak pengukuran Ǿterbesar dan Ǿterkcil7Ketirusan poros 8Hasil pengukuran celah (mm)
4.7 Latihan Soal
Jelaskan klasifikasi bantalan berdasarkan arah beban terhadap sumbu porosnya.
Apa kelebihan jenis bantalan luncur dibandingkan jenis bantalan gelinding.
Sebutkan beberapa metode pemasangan jenis bantalan gelinding
Sebutkan beberapa metode pelepasan jenis bantalan gelinding.
Dalam pemilihan metode pemasangan jenis bantalan gelinding, pertimbangan apa yang yang digunakan?

BAB V
GASKET DAN SEAL

Capaian pembelajaran setelah mempelajari bab ini adalah peserta didik diharapkan dapat mempunyai kompetensi teknik pemasangan, pelepasan dan aplikasi gasket dan seal dengan menganalisa kondisi kerjanya.

5.1 Prinsip Penyekatan
 Saat fluida yang berada pada tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan area sekitarnya harus ditahan, satu bentuk seal diperlukan. Pada dasarnya seal beroperasi dengan
Berubah bentuk untuk menyesuaikan celah yang akan disekat
Memberikan jalur penahanan yang tinggi untuk fluida yang mencoba untuk keluar. Jarak minimal antara seal dan permukaan logam yang berdekatan berarti bahwa kebocoran fluida dihambat secara besar-besaran karena adanya penurunan tekanan friksional.
 Konsep jarak seal minimum selama kebocoran fluida minimum dapat diterima untuk situasi penyekatan statis, seperti pada kepala silinder atau mesin mobil, namun jika bagian-bagian yang disambung berputar atau meluncur, jarak yang minimum bisa menyekat namun dapat menyebabkan hilangnya friksi tinggi.
Gesekan yang tinggi tidak hanya membuang daya namun panas yang ditimbulkan dapat merusak seal. Oleh karena itu, untuk aplikasi penyekatan bergerak (dinamis) kesekatan harus didapat antara seal yang baik dan kehilangan friksi yang rendah. Pencarian untuk senyawa penyekat jangka panjang/kehilangan friksi yang rendah telah mengarah pada tersedianya berbagai susunan material seal, khususnya dalam berbagai bahan plastik, dan telah menyebabkan berkembangnya berbagai macam bentuk seal.
Beberapa bahan/bentuk seal sesuai dengan aplikasi suhu tinggi, beberapa sesuai untuk tekanan tinggi dan yang lainnya mungkin memiliki kapasitas untuk bekerja bahkan setelah ditinggalkan tanpa tekanan selama berminggu-minggu. Beberapa seal bekerja dengan sangat baik namun membutuhkan pekerja yang terampil untuk memasangnya. Jenis-jenis lain mentoleransi ketidakrataan seal tingkat tinggi namun jenis-jenis ini mahal harganya.
5.2 Gasket
Gasket adalah perangkat yang memberikan hambatan terhadap transfer fluida atau gas yang melintasi permukaan yang bertemu dari rakitan mekanis saat permukaan-permukaan tersebut tidak bergerak ke satu sama lain.

Tidak dapat diservis - Dapat Diservis -
Tidak ada konfigurasi - Konfigurasi penuh
Gambar 5.1 Pemasangan gasket.
Faktor utama dalam aplikasi gasket adalah tekanan sealing minimum. Ini adalah tekanan minimum (atau daya kompresi gasket yang dibagi oleh area gasket) yang diperlukan untuk membuat materi gasket membuat bentuk yang sama dengan ketidaksempurnaan pada permukaan sealing, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.2. Daya juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa struktur berongga pada materi gasket tertutup.

Gambar 5.2 Sealing di atas flange
Keterangan : (a). Gasket yang ditekan;(b). Tetesan senyawa penyekat, (c). Penyebaran penyekat untuk menutup sambungan.

Mesin dan komponen mekanis utama lainnya dibuat dari sejumlah bagian dengan bentuk dan ukuran yang berbeda yang dibautkan bersama untuk membuat rakitan yang lengkap. Meskipun permukaan-permukaan bagian di-machine dengan rata selama pembuatan, gasket dibutuhkan untuk menyekat sambungan
Gasket dibuat dari material yang dapat ditekan sedikit. Ini memperbaiki ketidakteraturan sedikit dalam permukaan dan memberikan sekat untuk mencegah kebocoran (Gambar 5.3) Material gasket dipilih agar sesuai dengan komponen khusus dan akan bergantung pada jenis permukaan yang sedang disekat, tekanan cairan atau gas, dan suhu yang harus ditahan oleh gasket. Senyawa dan sealer juga digunakan untuk menyekat sambungan. Meskipun ini adalah praktek yang dapat diterima untuk menggunakan sealer dalam beberapa gasket, ini tidak boleh diaplikasikan pada seluruh gasket sebagai suatu hal yang logis. Beberapa senyawa dirancang untuk digunakan langsung dan digunakan tanpa gasket.
Konstruksi Gasket.
 Plain gasket dipotong sesuai bentuk dari bahan lembaran, yang termasuk kertas penyambung khusus, gabus, komposisi gabus, dan karet sintetis. Gasket berlapis / Layered Gasket memiliki lapisan lembaran asbes yang tumpukkan di antara dua lembar tipis tembaga atau baja. Logam digulingkan di atas lubang untuk penguatan. Gasket asbes terikat / Bonded Asbestos terbuat dari bahan komposisi asbes yang diikat ke inti logam yang dilubangi. Lubang sering diperkuat dengan besi logam. Gasket baja bergelombang / Corrugated steel gasket dibuat dari satu lembar tunggal baja keras. Gasket ini memiliki gelombang yang ditekan ke dalam baja di sekeliling lubang untuk membantu penyekatan
5.2.2 Bahan Gasket
Bahan gasket pada umumnya disesuaikan dengan lokasi dimana material-material tersebut umumnya digunakan Gabus dan Komposisi Gabus (Cork Composition), Gasket gabus dipotong dari lembar gabus berukir, atau lembar komposisi gabus. Gasket ini dapat sangat mudah ditekan dan sering digunakan dalam bagian logam yang ditekan seperti penutup valve, penutup timing dan kaleng oli. Bagian logam yang ditekan tidak memiliki permukaan yang kaku dan bahan yang dapat ditekan dibutuhkan.
Gasket dari kertas atau bahan penyambung “khusus” digunakan di berbagai tempat untuk menyekat kebocoran air, bahan bakar atau oli, sebagai contoh, pada pompa air, pompa bahan bakar dan transmisi. Gasket-gasket ini memiliki ketebalan yang berbeda-beda dan beberapa lebih dapat ditekan dibandingkan dengan yang lain. Serat dan Nilon (Fibre & Nylon) Bahan-bahan ini utamanya digunakan sebagai washer di bawah plug, baut atau mur untuk mencegah kebocoran. Bahan ini dapat ditekan sedikit, namun tidak cukup kuat agar plug dapat dikencangkan tanpa menonjolkan washer.
Karet Sintetis (Synthetic Rubber), bahan ini sangat dapat ditekan dan kuat sering disebut sebagai neoprene. Bahan ini kadang dibuat dalam bentuk lembaran dimana gasket dipotong selama pembuatan, namun sering dicetak dalam bentuk O-ring, sekat bundar, blok dan seal bentuk lain. Neoprene sangat tahan lama dan tahan terhadap oli dan air. Asbes dan Komposisi Asbes, bahan ini digunakan dalam lokasi-lokasi yang terkena suhu tinggi, seperti pada kepala silinder, manifold dan sistem pembuangan. Gasket biasanya dibuat dengan memotongnya dari bahan lembaran dan bisa diperkuat dengan logam. Tembaga / Copper atau
Baja / Steel dan Asbes, Gasket-gasket ini memiliki lapisan asbes di antara dua lembar tipis tembaga dan baja. Jenis konstruksi ini utamanya digunakan untuk gasket kepala silinder dan beberapa gasket pembuangan. Asbes dapat ditekan dan tahan terhadap panas, sementara logam tahan terhadap panas dan tekanan. Bukaan di sekitar lubang air dan lubang silinder diperkuat oleh sisipan-sisipan baja. Baja biasanya digunakan dengan asbes untuk gasket kepala silinder karena baja yang dipasang pada kepala silinder aluminium lebih tahan terhadap korosi dibandingkan dengan tembaga. Inti Baja dan Komposisi (Steel Core & Composition), Gasket yang dibuat dari inti baja, dengan komposisi khusus yang diikat ke satu sisinya, sering digunakan untuk kepala silinder dan manifold. Inti baja memberikan penguatan dan menahan komposisi yang ditempatkan di bawah tekanan. Bahan untuk jenis ini tidak dapat ditembus oleh oli dan air dan tahan terhadap panas. Karena komposisinya bukan logam, gasket ini tidak akan berkarat. Baja Bergelombang (Corrugated Steel), Gasket dari baja keras digunakan untuk kepala silinder dan manifold pembuangan. Gelombang atau lengkungan, memberikan bentuk dapat ditekan pada gasket dan memberikan penyekatan di sekitar saluran air dan lubang silinder. Gasket baja sangat tahan terhadap panas dan tekanan.




5.2.3 Menangani dan Menyimpan Gasket / Handling & Storing Gasket
Gasket harus ditangani dan disimpan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan yang dapat menyebabkan gasket tidak dapat digunakan. Beberapa hal yang harus dipatuhi terdapat dalam poin-poin berikut.
Simpan gasket dalam keadaan terbaring untuk mencegahnya terpilin atau rusak.
Kotak Gasket dipaket dengan penopang kardus untuk melindungi gasket dan menjaganya tetap rata. Buka paket hanya saat akan menggunakan gasket. Beberapa kotak gasket dibuat untuk lebih dari satu model dan dapat terdiri dari lebih banyak gasket dari yang dibutuhkan untuk pekerjaan tertentu. Pastikan mana yang akan digunakan dan mana yang akan disimpan.
Bandingkan gasket pengganti dengan yang aslinya untuk memastikan bahwa keduanya berukuran dan berbentuk sama.
Beberapa gasket, khususnya gabus dan kertas, akan menyusut saat disimpan. Jika gasket terlalu kecil, jangan mencoba untuk merenggangkannya karena akan pecah
Gasket yang menyusut dapat direnggangkan dengan menenggelamkannya dalam air sebentar. Jika tidak mengembang, maka gasket dapat direnggangkan dengan menggunakan sepotong logam atau kayu bulat sebagai roller. Baringkan gasket pada permukaan yang rata dan gunakan roller untuk merenggangkan ukuraanya.
5.2.4 Cara Membuat Gasket (How to Make a Gasket)
Gasket tersedia sebagai suku cadang, sebagian besar dalam bentuk kumpulan. Ini adalah cara terbaik untuk menerima suku cadang karena seluruh gasket yang diperlukan ada di tangan Anda, lengkap dengan bentuk yang benar dan dibuat dari bahan yang benar. Kadang-kadang kita perlu memotong gasket dan hal-hal berikut akan bermanfaat. Pilih bahan sehingga jenis dan ketebalan sama dengan aslinya. Jika gasket dipasang pada cetakan, tempatkan bahan pada cetakan, dan, dengan menggunakan palu bolpen, ketuk dengan ringan di sekitar lubang. Ini akan memotong lubang melalui bahan dan baut dapat disisipkan agar bahan tetap berada di tempat. Satu sapuan grease juga membantu pada bahan yang tipis (gambar 5.5). Sisi luar gaket sekarang dapat di potong menurut bentuknya, dengan menggunakan permukaan palu. Palu harus benar-benar digunakan dengan ringan. Jika perlu, palu dapat digunakan hanya untuk menandai gasket, yang kemudian di-potong sesuai bentuknya dengan menggunakan gunting. Metode lain adalah menandai bentuk gasket dengan melacak sekitar sisi dengan pensil, atau melapisi permukaan dengan bearing blue. Material gasket ditekan pada permukaan sehingga bentuk yang ditandai siap untuk dipotong. Kemudian gunakan gunting untuk membentuk dan pelubang gasket (wad punch) untuk membuat lubang

Gambar 5.3 Teknik pembuatan gasket.
. Gasket kepala silinder (gambar 5.6) adalah gasket yang paling penting dalam kendaraan bermotor; gasket ini mengalami panas dan tekanan terbesar. Gasket ini harus memberikan penyekatan yang baik dari air dan gas, dan bahkan kebocoran kecil yang akan menyebabkan masalah seri

Gambar 5.4 Gasket kepala silinder (cylinder head)
5.2.5 Pembersihan (Cleaning)
Sebelum memasang gasket, penting bahwa permukaan kepala silinder dan blok silinder bersih. Karbon harus dibuang, namun scaper yang memiliki sisi yang tajam tidak boleh digunakan karena dapat menggores permukaan. Pembersihan dan pelapisan akhir dapat dilakukan dengan sikat kawat dalam bor listrik ringan. Tonjolan-tonjolan kecil dapat ditemukan pada permukaan blok dan kepala silinder. Kikir ringan dengan kikir rata yang halus dapat menghilangkan tonjolan dan tetap mempertahankan lapisan permukaan yang baik. Baut atau stud kepala silinder harus dibersihkan, terutama ulirnya. Ulir yang kotor dapat menyebabkan friksi dan memberikan ukuran torsi yang salah. Pabrik pembuat kendaraan memberikan spesifikasi torsi untuk baut kepala silinder. Angka-angka ini harus digunakan bersama dengan kunci momen (torque wrench) yang akurat sehingga baut dapat dikencangkan dengan rata harus dimulai dari tengah kepala silinder dan berlanjut secara diagonal keluar.
5.3 Senyawa Sealant dan Sealing
Ada sejumlah tingkat senyawa sealant dan sealing yang berbeda yang mencakup kisaran luas aplikasi, dari sealing joint di antara komponen sampai sealing ulir (thread). Beberapa thread dilapisi dengan sealant untuk mencegah kebocoran, sementara yang lain diberikan sedikit sealant untuk mencegah baut longgar (Gambar 5.5)
Tingkatan-tingkatan sealant yang lain bersifat lebih merekat dan digunakan sebagai retainer untuk bagian-bagian seperti bearing, pulley dan gear. Beberapa tingkatan sealant, yang dikenal sebagai “membentuk gasket” digunakan dan bukan gasket untuk menghasilkan “bentuk pengganti” gasketGambar 5.5 Aplikasi sealant pada ulirSenyawa sealant dan sealing disuplai sebagai cairan atau pasta, yang secara otomatis masak (curing) dari dalam keluar dengan kerja kimia yang disebut sebagai anaerobci cure. Lapisan sealant yang diaplikasikan pada bagian akan tetap cair selama tidak kena udara, namun kerja sealant akan mulai begitu bagian-bagian dirakit dan udara dikeluarkan. Ini dibantu oleh efek katalitis pada permukaan logam di bagian-bagian tersebut. Curing mengeraskan cairan, meskipun beberapa tingkatan sealant tetap fleksibel setelah curing. Oil pan dan beberapa bagian dibuat dengan tekanan pada baja. Oil pan tidak kaku seperti bagian-bagian yang dicetak sehingga membutuhkan gasket yang lebih tebal dan lebih dapat ditekan dibandingkan dengan gasket-gasket yang lain. Gasket gabus atau komposisi gabus sering digunakan dalam lokasi-lokasi seperti. Senyawa sealing kadang-kadang digunakan untuk membuat sekat, dan sering disebut sebagai bentuk pengganti gasket. Gambar 5.8 menunjukkan sealant yang diaplikasikan pada oil pan. Sealant harus membentuk tetesan-tetesan yang tidak terputus di sekitar flange pada oil pan dan diaplikasikan ke dalam lubang baut untuk mencegah kebocoran.
Setelah gasket dipakai, gasket akan kehilangan daya lentingnya secara signifikan. Saat dilepaskan, gasket tidak akan kembali ke ketebalan aslinya. Jika digunakan, gasket akan gagal menekan dan menyekat dengan baik. Biaya gasket, jika dihubungkan dengan biaya suku cadang dan tenaga kerja, adalah kecil. Mekanik yang profesional tidak akan pernah berpikir untuk menggunakan gasket lama. Gambar 5.6 Tetesan sealant yang tidak terputus diaplikasikan pada oil pan
5.4 Analisa Kegagalan Gasket.
Jika gasket gagal berfungsi, harus ada alasan kerusakannya, sehingga perlu mendeteksi penyebabnya, untuk mencegah kegagalan pada instalasi. Langkah-langkah sederhana berikut ini akan membantu untuk menemukan penyebab dasar kegagalan.
Tanyakan kepada pemilik tentang kondisi-kondisi yang tidak biasanya. Cobalah untuk menentukan apakah gasket gagal tiba-tiba atau pada satu periode masa tertentu..
Sebelum pembongkaran, periksa torsi fastener dengan torque wrench, dengan cara melonggarkan setiap fastener dan perhatikan bacaan pada pelepasan (break-away). Ini akan kurang dari torsi yang benar. Metode yang lain adalah dengan menandai secara hati-hati posisi kepala sekrup atau mur pada bagian (gunakan goresan yang tajam). Mundurkan mur kira-kira ¼ putaran. Dengan hati-hati kencangkan ulang sampai goresan tanda sejajar. Jika dilakukan dengan benar, ini akan memberikan indikasi torsi yang benar sewaktu terjadi kegagalan. Jika torsi benar-benar di bawah yang dispesifikasikan, ini bisa menjadi penyebab kegagalan. Jika torsi bervariasi dari fastener ke fastener, ini juga bisa menjadi penyebab. Biarkan mesin mendingin sebelum melepaskan kepala silinder. Kepala silinder dapat bengkok dengan melepaskannya saat terlalu panas
  Setelah dibongkar, bersihkan dengan hati-hati semua grease, oli, kotoran dan karbon dari gasket. Jangan menggosok atau mencuci gasket segera, karena ini akan membuang tanda-tanda petunjuk. Inspeksi gasket untuk melihat tanda-tanda tekanan yang tidak rata, terbakar, korosi, retak atau kosong. Periksa untuk menentukan apakah gasket dibuat dari bahan dan jenis yang benar untuk pekerjaan tersebut.
 Inspeksi bagian-bagian yang bertemu apakah bengkok dan memiliki tonjolan-tonjolan. Cobalah selalu untuk menemukan penyebab kegagalan gasket sehingga Anda dapat melakukan koreksi saat memasang gasket yang baru.
5.5 Seal
Untuk operasi yang lancar dengan keausan minimal, sebagian besar gear dan bearing membutuhkan pelumasan yang konstan. Sejak pertama kalinya, para ahli telah membuat cara-cara yang berbeda untuk menjaga pelumas tetap ada di sekitar bagian yang bergerak, dan mencegah air, debu dan kotoran masuk ke dalamnya. Karena kondisi dimana mesin-mesin konstruksi umumnya bekerja, seal sangatlah penting. Kegagalan seal mengakibatkan rusaknya mesin dan terbuangnya waktu dan uang. Seal dijabarkan sebagai suatu material atau metode yang mencegah atau menurunkan aliran fluida atau udara di antara dua permukaan.
Permukaan yang disekat bisa tidak bergerak atau memiliki gerakan diantaranya. Sebagian besar sekat oli digunakan diantara shaft dan housing untuk mencegah oli atau grease bocor melewati shaft, meskipun dalam beberapa lokasi, seal juga mencegah kotoran masuk. Dalam wheel hub, contohnya, seal tidak hanya menahan grease dalam hub dan bearing, namun juga mencegah debu dan air yang akan mencemarkan grease dan merusak bearing. Dalam transmisi dan shaft roda belakang, seal digunakan untuk menahan oli, sehingga seal dan permukaan penyekat pada shaft harus berada dalam kondisi yang baik untuk mendapatkan penyekatan dan mencegah kebocoran oli.
Dalam sistem hidraulik, seperti pada rem hidraulik, power steering dan transmisi otomatis, seal harus menahan cairan di bawah tekanan. Ini memberikan beban yang bahkan lebih banyak pada seal untuk mencegah hilangnya fluida. Dalam silinder mesin, dibutuhkan sejenis seal yang berbeda. Piston ring (yang merupakan sealing ring logam) harus menyekat tekanan udara dan gas. Piston ring beroperasi dalam kondisi suhu yang sangat tinggi dan kecepatan piston yang tinggi.
Beberapa fungsi utama seal adalah:
Mencegah kebocoran pelumas.
Mencegah kotoran dan benda-benda asing lainnya.
Memisahkan fluida yang berbeda seperti oli dan air.
Tetap fleksibel untuk beberapa gerakan di antara bagian-bagian tanpa bocor
Menyekat permukaan yang kasar.
Aus lebih cepat dibandingkan dengan bagian-bagian yang lebih mahal yang digunakan bersamanya.
5.5.1 “O’-ring
O-ring sederhana adalah seal yang paling populer dalam pertanian dan hidraulik industrial. Umumnya dibuat dari karet sintetis, O-ring digunakan dalam aplikasi statis dan dinamis. O-ring dirancang untuk digunakan dalam groove dimana O-ring ditekan (sekitar 10%) di antara permukaan. Dalam penggunaan dinamis, O-ring harus memiliki permukaan yang halus. (Gambar 5.9). O-ring tidak digunakan jika harus melewati bukaan atau melewati sudut saat di bawah tekanan. O-ring juga tidak digunakan dalam shaft yang berputar karena masalah keausan. Dalam penggunaan statis, pada tekanan tinggi, o-ring sering dikuatkan dengan back-up ring untuk mencegahnya keluar dari groove. Back-up ring umumnya adalah rancangan serat, kulit, sintetis, plastik, atau karet. Kulit atau serat tidak boleh digunakan dalam silinder.
Saat digunakan untuk menyekat shaft, O-ring, dalam bagian, adalah lebih besar dibandingkan dengan groove, sehingga o-ring menonjol di atas shaft saat dipasang dalam groove. Saat shaft dan bagian-bagian yang bertemu dipasang, o-ring tertekan sedikit (10%) sehingga membentuk sekat antara dua bagian. O-ring adalah jenis sekat sederhana, namun sangat efisien. O-ring bergantung pada daya lenting karet untuk mempertahankan sekat.

Gambar 5.7 Penggunaan O-ring.Gambar 5.8 (a) O-ring dipasang pada shaft
(b) O-ring membentuk seal.
Dalam sistem hidraulik, O-ring memberikan sekat antara shaft yang meluncur dan housing, atau antara piston dan silinder. O-ring juga dapat digunakan menggantikan gasket untuk menyekat diantara dua permukaan yang bertemu . O-ring dipasang dalam groove di satu permukaan dan, saat kedua bagian dipasang, o-ring ditekan pada permukaan yang bertemu untuk membentuk sekat di antara dua permukaan.

Gambar 5.9 Speedometer drive dengan O-ring dan oil scroll untuk seluruh seal.

Gambar 5.9 menunjukkan sebuah speedometer drive yang memiliki dua O-ring, setiap o-ring digunakan untuk maksud berbeda. O-ring yang besar digunakan untuk menyekat housing dalam mountingnya pada transmisi, sedangkan yang kecil digunakan untuk menyekat drive shaft. O-ring dapat dengan mudah menjadi rusak karena tersayat atau tertusuk benda keras. O-ring dapat juga rusak karena panas, fluida yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak memadai dan instalasi yang tidak benar (Gambar 5.10).

.
Gambar 5.10 O-ring dan Teflon ring sering menggantikan
seal jenis datar atau jenis lainnya di dalam silinder.

1. Aplikasi O-ring, Back-up ring
O-ring dikombinasikan dengan Teflon ring, sering menggantikan seal datar atau jenis lainnya dalam silinder. Sebuah o-ring dapat menjadi seal statis dan dinamis saat tekanan diaplikasikan (Gambar 5.10). Back-up ring kadang-kadang digunakan untuk menjaga O-ring agar tidak menonjol ke dalam ruang antara bagian yang bertemu pada dinding dan plunger silinder. Pergerakan O-ring ke belakang dan ke depan dapat mengakibatkan kerusakan jika O-ring dipasang secara tidak benar, jika berukuran salah, atau material yang salah untuk aplikasi. Kerusakan dinding silinder, panas dan tekanan yang berlebihan, dan pencemaran fluida juga akan merusak O-ring.
2. Diagnosa Kegagalan O-ring
Penanganan, instalasi dan aplikasi yang salah akan menyebabkan o-ring gagal berfungsi. Pastikan untuk mengikuti rekomendasi pabrik pembuat saat memasang atau bekerja dengan o-ring. Saat mengganti o-ring yang rusak, cobalah untuk mendiagnosa sebab kerusakannya. Gambar 40 menunjukkan beberapa penyebab yang umum.
3,Pemasangan O-ring / Installation of O-ring
Pastikan bahwa O-ring yang baru kompatibel dengan fluida hidraulik. Jika tidak, O-ring akan mengalami korosi, retak atau bengkak dalam operasi.
Bersihkan seluruh area dari kotoran dan butiran pasir sebelum pemasangan O-ring.
Inspeksi O-ring groove sebelum memasang ring.
Buang semua sisi yang tajam, lekukan atau tonjolan dengan batu abrasif yang halus. Kemudian bersihkan kembali area untuk membuang partikel-partikel logam.
Inspeksi shaft atau spool (digunakan). Sisi yang tajam atau serpihan dapat menyayat O-ring. Buang semua lekukan atau tonjolan den
Bersihkan kembali area untuk membuang partikel-partikel logam.
Lumasi O-ring sebelum memasangnya. Gunakan fluida yang sama seperti yang digunakan dalam sistem. Juga lumasi groove dan shaft dengan menggunakan fluida hidraulik.
Pasang O-ring, lindungi dari sisi yang tajam dan bukaan. Hati-hati jangan merenggangkannya lebih dari yang diperlukan.
Sejajarkan bagian-bagian secara akurat sebelum menyatukannya untuk mencegah ring terpelintir atau rusak.
Periksa apakah o-ring berukuran benar untuk memberikan sedikit “peremasan” dalam posisi yang telah dipasang. (Gambar 5.13). Dalam penggunaan dinamis, o-ring harus berguling dalam groove-nya.
Gambar 5.111 O-ring dalam Penggunaan Statis, atas – salah (ring terlalu besar) bawah – benar (sedikit peremasan).
3. Memeriksa O-ring Setelah Pemasangan
O-ring statis yang digunakan sebagai gasket harus dikencangkan atau ditorsi kembali setelah unit telah dipanaskan dan disikluskan beberapa kali. O-ring dinamis harus disikluskan (digerakkan ke belakang dan ke depan melalui pola normalnya) beberapa kali agar ring berotasi dan mengambil tempat pada posisi netralnya. Seluruh ring dinamis dapat mengeluarkan sedikit fluida saat berputar, yang me-mungkinkan lapisan pelumasan untuk keluar di antara ring dan shaft. Lapisan ini mencegah goresan pada ring yang mengakibatkan masa pakai yang singkat.
5.5.2 Cup

Gambar 5.12 Seal silinder roda pada sistem rem hidrolik (hydraulic brake)
Seal jenis cup digunakan dalam silinder roda pada rem hidraulik. Dua dari jenis seal ini diperlihatkan dalam Gambar 5.12 Cup primer dipasang pada kepala piston, dan lip-nya membentuk seal terhadap dinding silinder. Saat rem diaktifkan, tekanan dalam silinder mendorong lip pada cup pada dinding silinder untuk membentuk seal yang rata dan lebih baik. Cup dan seal dalam sistem rem hidrolik diganti selama servis rem utama. Saat sedang dipasang, cup dilapisi atau dicelupkan ke dalam cairan rem hidraulik. Bagian-bagian rem hidrolik yang lain dilumasi dengan grease karet khusus. Ini adalah satu-satunya pelumas yang dapat digunakan. Oli atau grease yang lain akan membuat bagian-bagian karet membengkak dan menyebabkan masalah rem yang serius.
5.5.3 Boot
Boot dipasang pada bagian kemudi dan suspensi, drive shaft dan komponen-komponen hidraulik. Beberapa digunakan untuk menahan pelumas dan mengeluarkan kotoran dan air; lainnya digunakan hanya untuk melindungi bagian-bagian. Dua jenis boot yang berbeda diperlihatkan pada tie rod kemudi pada Gambar 51. Telescopic boot dipasang diantara ujung box kemudi dan tie rod, dan mampu memanjang dan berkontraksi untuk mengakomodasi pergerakan yang besar pada tie rod saat kendaraan sedang dikemudikan. Boot yang lebih kecil pada ball joint menahan grease dan mengeluarkan kotoran dan air, dan pada saat yang bersamaan membiarkan pergerakan joint dalam jumlah terbatas.

Gambar 5.13 – Boot
 Periksa kondisi boot dengan meremasnya untuk melihat apakah boot sobek atau hancur.; boot yang retak atau rusak harus diganti. Pelumas yang tertahan oleh boot harus diperiksa dan jika kelihatan tercemar, harus diganti. Ini mungkin melibatkan pembongkaran dan pemasangan kembali.
5.5.4 Seal Filter Oli (Oil Filter Seal)
Oli filter memiliki ring karet sintetis yang menyekat pada permukaan datar saat pemasangan filter pada engine block (Gambar 5.14). Ini adalah seal yang penting karena menahan tekanan oli mesin. Kebocoran yang tidak terdeteksi pada filter oli dapat mengosongkan wadah oli dan membuat mesin berjalan dalam keadaan kurang oli, yang menyebabkan kerusakan mesin yang meluas.


Gambar 5.14 Seal filter oli : (a) filter oli dipasang pada engine block
 (b) dasar filter dengan sealing ring-nya.
5.5.5 Sifat-Sifat Material Seal
Seal karet dirancang untuk lebih besar dalam ukuran (sekurang-kurangnya bagian melintang) dibandingkan dengan housing logam yang berhubungan dengannya, dan mengalami beberapa perubahan bentuk mekanis pada perakitan, yang memberikan peningkatan berbagai stress dalam bahan. Selain stress pada rakitan, seal ini juga sepertinya akan mengalami fluida agresif, tekanan, suhu tinggi dan rendah, gerakan dinamis dan getaran, yang semuanya akan berpadu untuk meningkatkan tingkat stres yang asli. Karena itu, demi kepentingan penghematan jangka panjang, penting bahwa saat memilih material seal, kombinasi optimal dari sifat fisik dipertimbangkan secara hati-hati dan diseimbangkan terhadap kebutuhan servis. Sifat-sifat yang dipadukan untuk menghasilkan materi seal yang baik dari sudut pandang teknik umumnya dikenal sebagai: resistansi fluida, resistansi abrasi dan tekanan, kisaran suhu, dan pemulihan dinamis. Kepentingan yang relatif dari sifat-sifat ini tentunya bervariasi, tergantung pada aplikasi seal.
5.5.6 Kisaran Suhu / Temperature Range
Suhu yang ekstrim menyebabkan perubahan dramatis dalam sifat karet. Eksposur yang panjang pada suhu yang tinggi mengakibatkan hilangnya sifat seperti karet yang permanen karena perubahan kimia dan degradasi. Namun, perubahan-perubahan ini bergantung pada waktu dan, dalam aplikasi penting, dapat sampai tingkat tertentu diatasi dengan skema penggantian terencana. Sebagai contoh, adalah mungkin untuk memilih karet nitrile untuk penggunaan pada 180 oC asalkan masa pakai sekitar kurang dari 50 jam dapat diterima. Untuk masa pakai yang normal, asumsikan sekitar 5000 jam, batas suhu maksimum harus ada dalam kisaran 130 oC dengan suhu kerja sekitar 90 oC.
Efek dari suhu yang sangat rendah pada karet agak berbeda karena perubahan dalam sifat fisik tidak permanen dan tidak tergantung pada waktu yaitu, karet dapat dengan aman kembali ke keadaan aslinya jika dikembalikan pada suhu sekitar. Saat suhu turun, kekakuan karet meningkat sampai keadaan rapuh tercapai, kemampuan untuk pulih dari kekuatan yang mengubah bentuk karenanya dikurangi dengan sesuai pada suhu rendah, fakta yang harus dipertimbangkan saat memilih material seal untuk aplikasi pada tekanan yang naik turun. Material khusus bisa mempertahankan seal pada suhu yang sangat rendah pada kondisi tekanan statis, namun kebocoran pada kondisi naik turun pada suhu yang sama karena ketidakmampuannya untuk mengikuti peningkatan silinder yang cepat. Perbedaan suhu untuk scaling yang berhasil dalam kedua kondisi ini bisa 20-40 oC.
5.5.7 Pemulihan Dinamis / Dynamic Recovery
Kemampuan untuk pulih, bahkan jika hanya sebagian, dari kekuatan yang mengubah bentuk adalah kualitas yang penting untuk suatu material seal. Pemulihan ini memberikan kekuatan penyekatan awal yang diperlukan pada permukaan dan kemampuan untuk mengkompensasikan pergerakan yang tiba-tiba yang disebabkan oleh naik turunnya tekanan dan variasi dimensional. Tiga faktor dikutip dalam kaitannya dengan pemulihan dinamis:
Compression set adalah jumlah perubahan bentuk yang ditahan oleh karet setelah suatu beban kompresif telah dilepaskan, dan biasanya diukur setelah sejumlah hari pada suhu yang dinaikkan agar mempercepat tes atau mensimulasi aplikasi. Nilai-nilai compression set yang rendah menunjukkan tingkat pemulihan yang tinggi.
  Pelepasan stress (stress relaxation) adalah penurunan dalam stress saat karet mengalami penegangan yang konstan pada periode waktu yang spesifik. Meskipun ini bukanlah hal yang sangat penting dalam situasi statis pada tekanan yang konstan, ini menjadi penting dalam situasi dinamis dimana seal mengalami tekanan naik turun, karena ini adalah salah satu faktor pengontrolan kemampuan seal untuk pulih dan mengikuti pergerakan yang tiba-tiba. Daya lenting (rebound resilience) kembali pada keadaan semula adalah tanda-tanda pemulihan yang cepat, nilai tinggi yang menandakan bahwa material yang dipilih akan memiliki kemampuan untuk mengakomodasi pergerakan.
Perawatan Oil Seal / Service Oil Seal
Seal dilepaskan baik karena bocor maupun karena harus dilepaskan sebagai bagian dari prosedur pembongkaran komponen harus diganti. Jika seal dilepas untuk salah satu alasan di atas, seal yang baru harus dipasang. Saat memasang seal, pastikan bahwa seal tidak rusak atau berubah bentuk karena metode yang digunakan. Pastikan bahwa seal dipasang dengan cara yang benar; seal jenis lip, lip-nya harus mengarah pada arah yang benar.
5.5.8 Melindungi Seal Saat Pemasangan
Sebelum memasang seal pada shaft, periksa semua sisi tajam pada keyway, ulir atau spline yang dapat merusak seal selama pemasangan. Jika ada kemungkinan seal dapat rusak, sleeve yang runcing dapat digunakan pada ujung shaft untuk melindungi seal saat dipasang pada tempatnya. Jika tool untuk jenis ini tidak tersedia, lembaran masking tape dapat dibalutkan di sekeliling shaft. Beri pelumas pada seal dan shaft sehingga seal akan meluncur dengan mudah, dan gunakan gerakan memutar saat seal digerakkan ke tempatnya.
5.5.9 Melumasi Seal Sebelum Pemasangan
Seal karet sintetis dan shaft dimana seal dioperasikan harus dilapisi dengan pelumas sebelum pemasangan. Seal kering yang beroperasi pada shaft yang kering akan merusak sealing lip. Dengan shaft yang berputar, seal yang kering dapat menghasilkan bunyi meringkik yang keras, yang menandakan seal dan permukaan shaft bekerja dalam keadaan kering dan seal rusak. Dengan seal terbungkus, grease harus diletakkan di antara punggung seal karet dan pembungkus untuk memberikan pelumasan awal. Seal yang dibuat dari material berpori seperti kulit, kain dari wool atau asbes harus direndam di dalam oli sebelum pemasangan. Mengoperasikan seal ini dalam keadaan kering akan merusaknya.
5.5.10 Memeriksa Permukaan Sealing
Sebelum memasang seal, permukaan shaft dimana seal dipasang harus diperiksa untuk goresan dan tonjolan dan digosok sedikit jika perlu. Pemasangan seal baru tidak akan mencegah kebocoran yang melewati permukaan yang rusak. Permukaan sealing yang tergores parah atau aus harus dapat diperbaiki. Ini dapat dibenahi dengan logam yang dilas dan kemudian dihaluskan, atau sleeve tipis dipasang. pembersihan bagian-bagian sebelum dilumasi dengan grease dan dipasangi boot baru.
5.6 LATIHAN SOAL
Selama aplikasi, apa yang dapat digunakan untuk menahan gasket-gasket kecil pada posisinya?
Dalam beberapa aplikasi O-ring sebuah back-up ring bisa digunakan. Mengapa?
Dalam praktek, seal dianggap bebas bocor. Dalam penggunaan dinamis, diinginkan sedikit kebocoran seperti lapisan. Mengapa?
Sebutkan empat sifat yang bergabung untuk menghasilkan bahan seal yang baik? .
Seal karet sintetis dan shaft dimana seal tersebut bekerja harus dilapisi dengan pelumas sebelum pemasangan. Mengapa?.











BAB VI
TRANSMISI

Capaian pembelajaran setelah mempelajari bab ini adalah peserta didik diharapkan dapat mempunyai kompetensi teknik pemasangan, pelepasan dan aplikasi transmisi yang meliputi transmisi sabuk (belt) dan puli, Rantai dan sprocket, roda gigi, serta kopling. dengan memperhatikan ketentuan standar yang ada.

6.1 Sabuk V
Transmisi sabuk V digunakan bila diinginkan transmisi antara dua poros yang terpasang terpisah, tidak mudah selip, tetapi masih memungkinkan untuk selip jika beban berlebih untuk mengindari kerusakan yang lebih parah. Pada transmisi ini pemindahan daya (putaran dan torsi) terjadi karena gesekan antara bidang baji pada sabuk dan pulinya, sehingga memerlukan pemilihan, perakitan, dan perawatan yang benar supaya dapat mentransmisikan daya secara optimal. Aplikasi sabuk V pada kendaraan dapat dijumpai pada alternator, mesin AC, kipas radiator, dan untuk mesin-mesin di bengkel seperti pada mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dsb.
Transmisi sabuk V yang sederhana terdiri dari dua puli dan satu sabuk V. Bahan sabuk V adalah karet yang diperkuat dengan serat-serat berbentuk tali yang menahan gaya tarik dan bagian luarnya terbuat dari kain terpal yang tahan aus.

Gambar 6.1 Penampang sabuk V

6.1.1 Pemilihan Sabuk V
Pabrik pembuat sabuk V memberikan tabel yang lengkap dengan instruksi bagaimana menggunakannya dan data yang diperlukan adalah diameter poros, jarak antara sumbu poros, kecepatan puli penggerak (kecil), perbandingan transmisi, dan daya yang dipindahkan. Berdasarkan data tersebut akan dapat ditentukan : type sabuk V, diameter puli, panjang sabuk, dan jumlah sabuk. Ketika memesan sabuk V, maka yang harus disebutkan adalah type (Z, A, B, & C) dan panjangnya. Type sabuk V yang profilnya kecil awalan SP sering digunakan, sehingga menjadi SPZ, SPA, SPB, dan SPC. Pada mulanya panjang sabuk V dinyatakan dalam inchi (1 inchi = 25,4 mm), tetapi sekarang sudah banyak yang menggunakan satuan millimeter, sehingga apabila dijumpai SPA 2000 berarti tipe A profil kecil dengan panjang 2000 mm (2 m). Perlu diingat bahwa panjang yang ditunjukkan pada ukuran tersebut bukan ukuran keliling bagian luarnya, tetapi panjang keliling yang diukur pada lingkaran kisar yang ukurannya dapat juga didapat dari tabel. Untuk memindahkan daya yang besar dapat menggunakan beberapa sabuk V secara bersamaan dan masing-masing sabuk V memindahkan sebagian daya dengan beban yang relatif sama.

Gambar 6.2 Diagram pemilihan sabuk V
Sifat Transmisi Sabuk V.
Transmisi sabuk V pada umumnya mempunyai umur yang pendek dibanding dengan jenis transmisi lainnya (rantai, roda gigi, dan kopling), tetapi jika dipasang dan dirawat dengan benar akan mempunyai umur yang agak lama. Pengaturan tegangan sabuk harus sesuai standar, jika tidak mencukupi (terlalu rendah), maka akan mudah selip dan timbul panas, sebaliknya jika terlalu tegang (kuat) bantalan poros akan menerima beban yang besar dan sabuk dapat mudah rusak. Pemasangan puli yang tidak sebaris (tidak lurus), mengakibatkan keausan pada ujung sabuk V, sehingga sebelum memasang sabuk pada puli, pastikan dulu kondisi puli harus lurus secara vertikal dan horisontal.
Tegangan Awal Sabuk V
Bekerjanya transmisi sabuk V adalah karena adanya gesekan, sehingga jika tidak ada tegangan, puli yang digerakkan akan tetap diam, karena selip. Tegangan sabuk dapat diberikan dengan tiga cara yaitu, menggunakan penegang rol, penegang geser, dan motor penggerak yang mudah digeser (motor whip). Penyetelan tegangan sabuk yang benar dapat dihitung berdasarkan tabel. Aturan umum yang dapat digunakan adalah bahwa sabuk V harus dapat ditekan ke bawah dengan ibu jari setebal sabuk. Untuk tipe yang lebih berat jarak lenturannya harus lebih kecil dan untuk jarak poros yang lebih panjang jarak lenturannya sebanding.
Pemeriksaan kekencangan sabuk untuk menjamin apakah sabuk cukup kencang, sehingga mampu memindahkan tenaga dapat dilakukan dengan cara mengukur lenturan salah satu sabuk dengan memberikan gaya tertentu. Standar lenturan sabuk yang diijimkan adalah 1,6 mm setiap 100 mm jarak sumbu poros.
         (6.1)
Keterangan : Y = lenturan sabuk yang diijinkan (mm), dan L = jarak sumbu poros (mm)

Gambar 6.3 Teknik pengukuran lenturan sabuk V
Tabel 6.1 daerah beban untuk tegangan sabuk yang sesuai (satuan : kg)
PenampangABCDEBeban minimum0,681,582,935,779,60Beban maksimum1,022,384,758,6114,306.1.4 Sabuk V Sempit (SP)
  Lenturan sabuk untuk jenis SP besarnya dipengaruhi oleh : tipe sabuk, jarak sumbu poros, diameter puli terkecil dan gaya penekanan, sedangkan gaya penekanan ditentukan oleh tipe sabuk. Besarnya lenturan sabuk dapat dihitung dengan rumus sbb,
          (6.2)
Keterangan : Y = lenturan sabuk yang diijinkan (mm), L = jarak sumbu poros (mm), dan E lenturan sabuk yang diijinkan setiap 100 mm jarak sumbu poros.
Tabel 6.2 Ukuran penampang sabuk tipe SP

Tabel 6.3 Lenturan sabuk tipe SP yang diijinkan
Profil Tekanan setiap sabuk Diameter dk [mm]Lenturan 100mm jarak poros
SPZ
3V
2563 s/d 71
71 s/d 90
90 s/d 125
Lebih besar 1252.00
1,75
1,45
1,30
SPA
5090 s/d 100
100 s/d 140
140 s/d 25
Lebih besar 1252.00
1,55
1,20
1,10
SPB
5V
75140 s/d 160
160 s/d 224
224 s/d 355
Lebih dari 355
SPC
125224 s/d 250
259 s/d 355
355 s/d 560
Lebih besar 560 2,10
1,80
1,60
1,5
6.1.5 Tanda-Tanda Kerusakan Sabuk V
Pemeriksaan kerusakan pada sabuk merupakan hal yang cukup penting agar sabuk tidak rusak atau putus secara tiba-tiba, mengakibatkan kesulitan yang lebih besar baik terhadap mesin maupun ketidak tersedianya suku cadang. Pengantian sabuk secara berkala ditentuka oleh pabrik pembuat sabuk atau pabrik mesin yang menggunakan sabuk tersebut. Misalnya berdasarkan rekomendasi pabrik kendaraan bermotor, pengantian sabuk V setiap 35.000 s/d 40.000 km. Pengantian sabuk dapat juga didasarkan dari tanda-tanda kerusakan seperti :
Penyetelan telah habis dan sabuk masih kendor (lenturan melebihi batas yang diijinkan).
Terdapat keaausan pada salah satu sisi sabuk yang mungkin disebabkan karena misaligment puli.
 Keaausan di kedua sisi sabuk yang disebabkan oleh ketidaksuaian sudut alur.
 Keretakan pada sabuk
Sabuk robek
Untuk mencegah agar tidak terjadi kerusakan sabuk yang tak terduga, pemeriksaan sabuk secara visual maupun pemeriksaan tegangan sabuk perlu dilakukan secara rutin dan sabuk diganti secara berkala sesuai rekomendasi.
Tugas Praktek
Pelajari persiapan praktis dan yakinkan bahwa anda telah mengerti secara benar tentang tugas yang diberikan. Keseluruhan parktek termasuk mengidentifikasi tipe sabuk, mengukur panjang sabuk, pelepasan puli, pemasangan kembali puli, kesejajaran puli (sebaris), dan mengatur ketengan sabuk.
Peralatan yang digunakan antara lain : mistar baja 2m, jangka sorong, palu plastik, timbangan pegas atau tension belt, obeng minus, plat kuningan (shim). Selama perakitan dan pembongkaran hanya peralatan yang digunakan saja yang ditaruh di meja kerja. Urutan pembongkaran transmisi sabuk V adalah
Melepas sabuk V ; kendurkan mur pengikat rumah bantalan dan dorong ke dalam posisi ke dua poros, sehingga sabuk V menjadi kendur dan mudah untuk dilepas. Jangan melepas sabuk pada posisi masih tegang dengan mengukitnya dengan obeng, karena hal ini dapat mengakibatkan puli rompal atau cacat.
Melepas puli : kendurkan baut pengencang dan tarik perlahan-lahan sambil memutar-mutar.
Identifikasi tipe sabuk V dengan mengukur lebar dan tebalnya dengan menggunakan jangka sorong, ukur panjang sabuk dengan menggunakan penggaris baja, dan sesuaikan dengan ukuran standar sabuk V. selanjutnya cocokkan dengan data yang tertulis pada sabuk V.  
Ukur profil bentuk V pada puli dengan menggunakan mal standar puli V berdasarkan diameter puli.atau kalau memungkinkan dengan menggunakan jangka sorong.
Pasang kembali ke dua puli pada poros dan luruskan keduanya
Pasang sabuk V dan kencangkan dengan menarik salah satu poros sambil mengontrol kelurusan kedua puli, kemudian kencangkan baut pengikat jika sabuk V tegangannya terlihat cukup dan kondisi puli sudah lurus.
Periksa tegangan sabuk dengan timbangan peaga atau tension belt, jika belum sesuai standar kendorkan mur pengikat dan tarik kembali posisi poros sampai tegangan sabuk puli terlihat cukup dan kondisi sudah lurus selanjutnya kecangkan kembali mur pengikatnya.
Buat laporan kerja dari apa yang telah anda lakukan dan berikan penjelasan dari hasil kerjanya.
 
Gambar 6.4 sistem pengaturan kesebarisan pulli
RANTAI
Transmisi rantai digunakan untuk memindahkan daya antara dua poros yang terpisah tampa selip, karena adanya gigi-gigi pada sproket. Aplikasi tansmisi ini banyak digunakan seperti seperti timng chain, penggerak roda belakang sepeda motor dll. Penggerak rantai terdiri dari dua buah sproket dan satu rantai yang biasanya dipasang pada poros dengan sebuah sarung penyesuai. Untuk memindahkan torsi yang besar digunakan pasak untuk menjamin bahwa sproket tidak akan selip pada porosnya. Terdapat beberapa tipe rantai, tetapi komponen masing-masing tipe rantai pada dasarnya sama. Konstruksi penghubung rantai ditunjukkan pada gambar 7.5.
6.2.1 Ukuran Standar Rantai
Ukuran standar rantai ditentukan oleh kisar atau jarak bagi (a) lebar bagian dalam (b) dan diameter rol (c) pada gambar 7.6. kisar diberikan dalam inchi, tanda ”1” rantai dinyatakan sebagai rantai 1 inchi. Rantai mempunyai umur operasi yang optimal jika perakitannya dilakukan secara benar (ketenganan yang standar dan kedua sproket pada posisi sebaris/ sejajar), serta digunakan secara benar pula (beban tidak berlebihan).

Gambar 6.5 konstruksi penghubung rantai.
Panjang rantai dapat bertambah karena penggunaan akibat pengaruh keausan dan elastisitas baja, tetapi ketegangan dapat dikembalikan pada kondisi standar dengan menggunakan penegang rantai atau dengan menggeser salah satu porosnya. Rantai harus diperiksa kelonggarannya secara rutin berdasarkan ketentuan seperti pada gambar grafik 7.6. rantai harus diganti jika pertambahan panjangnya mendekati / melebihi 3% dan sebaiknya harus direkomendasikan penggantian sproketnya.

Gambar 6.6 Grafik ketentuan kelonggaran rantai.
6.2.2 Tugas Praktek
Dalam kegiatan praktek harus dilakukan pembongkaran rantai dan minimal salah satu sproket dari porosnya. Pemeriksaan atau pengukuran rantai dibandingkan dengan ukuran standarnya, meluruskan sproket, dan pengatur ketegangan rantai sesuai standar ketentuan. Peralatan dan alat bantu yang diperlukan antara lain : kunci pas ring 19mm, jangka sorong 600mm, palu besi, palu plastik, penggaris baja, dan plat kuningan (shim).
RODA GIGI
Transmisi roda gigi ntai digunakan untuk memindahkan daya antara dua poros tampa selip. Roda gigi berpasangan secara tepat satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga paling tidak sepasang gigi selalu terbebani dan untuk mencegah keausan gigi, profil gigi dibuat sedemikian rupa sehingga merupakan kontak luncur antara permukaan gigi, sehingga perpindahan perputaran dapat terjadi tampa tumbukan dan dengan keausan minimum. Perbedaan antara roda gigi miring dan lurus yaitu pada sudut giginya, roda gigi lurus selalu memindahkan gaya hanya satu gigi, sedangkan untuk gigi miring perpindahan gaya selalu dilakukan dengan lebih dari satu gigi dan dapat lebih halus / tenang. Kekurangan dari roda gigi miring yaitu adanya gaya aksial pada bantalan yang relatif lebih besar. Roda gigi miring pada umumnya digunakan untuk daya yang besar dan kecepatan tinggi, sedangkan untuk menghilangkan/ mengurangi terjadinya gaya aksial digunakan roda gigi miring ganda yang sering disebut dengan herringbone.
6.3.1 Penyebarisan dan Penyetelan.
Tujuan dari penyebarisan tansmisi roda gigi untuk mengupayakan agar gigi-gigi berpasangan secara tepat satu dengan yang lainnya. Adapun pengoperasian roda gigi yang benar persyaratan yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut :
Modulenya harus sama
Jarak pusat poros harus sesuai dengan ukuran roda gigi : L = ½ m.(Z1 +Z2)
Kedua poros harus benar-benar sejajar.
Kelonggaran harus tepat : sesuai dengan harga standar yang ada di tabel.
Kontak permukaan gigi harus benar : posisi di tengah dan berbentu elip.

Arah vertikal
   
Arah horisontal

Gambar 6.7 Penyebarisan roda gigi
Roda gigi dapat disetel secara benar jika diameter lingkaran jarak bagi (D1 dan D2 ) kedua roda gigi bersinggungan satu dengan yang lain. Jarak pusat poros (L) dapat dihitung jika module dan jumlah gigi keduanya sudah diketahui.
 D1 = m . Z1 dan D2 = m . Z2 dan jarak sumbu poros (L) = ½ (D1 + D2)
 Dout = m.(Z + 2) dan Din = m.(Z – 2)
Untuk memeriksa kesejajaran poros, jarak sumbu poros harus diukur secara tepat dengan menggunakan jangka sorong ( 0 s/d 600 mm). Metode pengukuran bidang kontak gigi yang lebih akurat dapat dilakukan dengan menggunakan pewarna biru, sehingga dapat diketahui dimana letak bidang kontaknya seperti ditunjukkan pada gambar 6.8 dan bidang kontak gigi yang baik adalah ditengah dan berbentu elip.

Gambar 6.8 Contoh bidang kontak gigi

Kelonggaran
Diantara roda gigi harus selalu terdaoat kelonggaran sisi atau celah sisi (back clash), seperti ditunjukkan pada gambar 8.8 karena kelonggaran ini diperlukan untuk berbagai kepentingan seperti halnya pada toleransi demensi, pelumasan, dan pemuaian. Adapun besarnya kelonggaran tergantung pada : module, jarak sumbu poros, kelas (tingkat ketelitian yang diinginkan), dan ketepatan demensi roda gigi. Kelas 1 untuk komponen yang berputar sangat akurat (alat ukur), kelas 2 untuk komponennya mesin-mesin sangat presisi, kelas 3 untuk komponen mesin pada umumnya, kelas 4 dan 5 untuk komponen yang berputar kasar atau yang beroperasi secara manual. Pengukuran pada roda gigi lurus dapat dilakukan dengan dial indikator atau kawat timbal dan untuk roda gigi miring hanya dengan kawat timbal. Proses pengukuran dapat dilakukan dengan memasukkan 2 kawat timbal pada sisi gigi, sehingga kalau roda gigi diputar-putar kawat timbal akan tertekan menjadi rata dan menempati kelonggaran sisi, selanjutnya kawat timbal diukur ketebalannya dengan menggunakan mikrometer atau jangka sorong, jika tebalnya tidak sama poros perlu disejajarkan lagi sampai mendapatkan pengukuran tebal kawat timbal yang sama.
Tugas Praktek.
Tugas praktek pada transmisi roda gigi adalah sbb.
Melepas salah satu roda gigi dan memeriksa profil serta kondisinya
Mengukur diameter luar, menghitung jumlah kedua roda gigi, selanjutnya menghitung modulenya dengan rumus Dout = m.(Z + 2).
Menghitung jarak sumbu poros dengan rumus L = ½ m (Z1 + Z2).
Menentukan kelonggaran sisi / celah sisi berdasarkan tabel yang ada dengan memilih pada kelas 3.
Merakit roda gigi dan lakukan penyebarisan porosnya.
Mengukur jarak sumbu poros pada ke dua sisi dan bandingkan dengan hasil perhitungan secara teori. Kedua poros harus sejajar atau selisih pengukuran jarak sumbu poros pada kedua sisi maksimum 0,2 mm
Lakukan pengukuran celah sisi dengan menggunakan dial indikator dan atau kawat timbal.
Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai standarnya.
Peralatan yang diperlukan : kunci pas 19 mm, jangka sorong (0 s/d 300 mm), palu plastik, palu besi, kawat timbal, mikrometer luar (0 s/d 25 mm), dial indikator dan pemegang magnetnya, shim, dan pewarna biru 9jika ada).
Tabel 7.5 Kelas kelonggaran roda gigi.
6.4 KOPLING
Kopling digunakan untuk menghubungkan poros penggerak dan poros yang digerakkan. Kopling dapat kaku dan dapat pula luwes (fleksibel). Kopling poros seperti gambar 6.10 digunakan jika bila mesin digerakkan langsung seperti motor listrik, turbin, atau motor bakar.

Gambar 6.10 kopling poros
6.4.1 Jenis Kopling
Ada beberapa jenis kopling, seperti : kopling jepit, flens, universal, dan fleksibel.
Kopling jepit digunakan untuk poros yang panjang dengan jarak antara blok bantalan cukup jauh. Poros dengan diameter lebih besar dari 55 mm, kopling jepit dipasang dengan pasak untuk mencegah terjadinya selip.
Kopling flens mensyaratkan poros harus benar-benar sesumbu.
Kopling universal digunakan jika poros tidak dapat benar-benar sesumbu dan kopling ini terdiri dari dua buah perpanjangan yang mana masing-masing dapat berputar pada sendinya dan memungkinkan kecepatan poros penggerak tidak sama dengan yang digerakkan. Semakin besar sudut antara kedua poros, maka semakin besar pula variasi kecepatan poros yang digerakkan. Jika hal ini akan menimbulkan masalah, maka digunkan kopling universal ganda seperti kopling poros gardan.
Kopling luwes / fleksibel digunakan untuk meredam getaran torsi. Tidak sesumbunya poros dalam demensi yang kecil masih dapat diakomodir dan beban kejut yang terjadi juga dapat diredam.
6.4.2 Tugas Praktek
Dalam praktek transmisi kopling akan melepas dan memasang kembali dengan ketentuan yang benar serta melakukan pengukuran dan pengaturan sampai mencapai batasan toleransi yang telah ditetapkan. Adapun urutan langkah kerjanya adalah sbb.
Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan
Memeriksa kesilindrisan ke dua kopling
Melepas salah satu kopling (pompa atau yang digerakkan)
Memasang kembali kopling dan melurusakan untuk sementara
Mengukur penyimpangan sudut vertikal dan sudut horisontal menggunakan feeler gauge dan membetulkannya jika masih belum memenuhi ketentuan
Mengukur penyimpangan paralel vertikal dan horisontal dengan menggunakan dial indicator dan sekaligus mengontrol penyimpangan sudut dengan feeler gauge dan membetulkannya jika masih belum memnuhi ketentuan
Melaporkan kepada dosen pembimbing jika dirasa sudah memenuhi ketentuan.
Peralatan yang diperlukan : kunci pas, jangka sorong, palu plastik, palu besi, pisau perata, shim, feeler gauge, dial indicator, dan pemegang magnetik.